Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD
Materi Disiplin Kelas
Dosen Pengampu
M. Iqbal Arrosyad dan Fandi Nugroho
A. Pengertian
Disiplin Kelas
Disiplin
kelas merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi pemerintah
maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin
belajar dan macam istilah disiplin yang lain.
Martinis Yamin
(2013) Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan
untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan
tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didi terhadap lingkungannya.
Masalah disiplin dalam penelitian ini hanya difokuskan mengenai
disiplin kelas dalam proses pembelajaran. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini
adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di
kelas.
Untuk lebih memahami tentang disiplin kelas terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian disiplin.
Novan Ardy Wiyani (2013) Kata disiplin
sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina
dan discipulus yang berarti perintah
dan peserta didik, jadi disiplin dapat dikatakan
sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. Kemudian dalam New World Dictionary, disiplin diartikan
sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter atau keadaan yang tertib dan
efisien.
Sedangkan pengertian disiplin menurut beberapa ahli:
1.
Menurut Suharsimi Arikunto (1990) disiplin merupakan kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh adanya
kesadaran yang ada pada kata hatinya.
2.
Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan
tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan peraturan
yang ada dengan senang hati.
Dari pendapat para ahli di atas diketahui bahwa disiplin akan
tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan
dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam
lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang
dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Disiplin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin belajar di sekolah khususnya di
kelas.
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap pengaruh yang ditunjukkan untuk
membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan juga penting tentang cara menyesuaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.
Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Disiplin
muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan iman kepercayaan bahwa
yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
Tulus Tu’u (2005) merumuskan disiplin sebagai berikut :
1.
Mengikuti dan mentaati peraturan, nilai, dan hukum yang berlaku.
2.
Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.
Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan, dan dorongan dari luar
dirinya.
3.
Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4.
Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku,
dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan, dan memperbaiki tingkah laku.
Dengan demikian pengertian disiplin kelas berdasarkan beberapa
pendapat dapat disimpulkan bahwa disiplin kelas adalah salah satu usaha untuk
menjaga keefektifan pengajaran. Dengan disiplin kelas peserta didik bersedia
untuk tunduk dan mengkuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.
Kesediaan semacam ini dilaksanakan dalam rangka memelihara kepentingan bersama.
B.
Bentuk - bentuk Pelangaran
Disiplin Kelas
Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1.
Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.
2.
Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan
kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
3.
Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4.
Kebijakan kepala sekolah yang belum memperioritaskan peningkatan
dan pemantapan disiplin sekolah.
5.
Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perancanaan dan
implementasi disiplin sekolah.
6.
Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dan menagani disiplin
sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7.
Siswa di sekolah
tersebut banayak yang berasal
dari siswa bermasalah dalam disiplin diri, mereka
cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.
Bentuk-bentuk pelanggaran
disiplin siswa yang kerap kali terjadi antara lain: bolos, tidak mengerjakan
tugas dari guru, tidur di kelas, mengaggu teman sekelas yang sedang belajar,
menyontek, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru,
berbicara dengan teman sebelahnya saat pembelajaran berlangsung, terlambat
hadir ke kelas dan sekolah, membawa rokok dan merokok di lingkungan sekolah,
terlibat dalam pengunaan obat terlarang dan perkelahian atau tawuran.
Menurut Jane Bluestien dalam
bukunnya Classroom Management
menjelaskan bentuk-bentuk pelanggaran atau masalah-masalah disiplin kelas meliputi
dua hal, yaitu: masalah individual dan masalah-masalah kelompok.
1.
Pelanggaran disiplin kelas yang bersifat individual (Jane Bluestien :2013)
Penggolongan masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar
bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian tujuan. Setiap
individual memiliki kebutuhan dasar dan merasa dirinya berguna. Jika seseorang
gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan
bertingkah laku menyimpang atau membuat pelanggaran.
Adapun bentuk pelanggaran disiplin kelas yang bersifat individual
dapat di kategorikan sebagai berikut :
a.
Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain.
Siswa
yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan berusaha mencari kesempatan pada
waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dikiranya untuk menarik
perhatian orang lain. Seperti membuat serba lamban sehingga harus diberi
bantuan ekstra.
b.
Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan
Tingkah laku sepeti ini, misalnya selalu
mendebat atau kehilangan kendali emosional-marah, menangis, atau selalu lupa
pada aturan- aturan penting di kelas.
c. Tingkah laku yang bertujuan
menyakiti orang lain.
Tingkah
laku ini, misalnya menyakiti orang lain seperti memukul, mengigit, mengatai dan
sebagainya (kelompok ini tampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif).
d. Peragaan ketidak mampuan
Peragaan
ketidak mampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan
apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalan yang menjadi bagiannya. Siswa yang
termasuk dalam kategori ini biasanya sangat apatis ( masa bodoh ) terhadap
pekerjaan apapun misalnya menolak melakukan suatu pekerjaan atau tidak mau
membuat tugas yang diberikan oleh guru.
2. Pelanggaran Disiplin Kelas
yang Bersifat Kelompok
Menurut Lois
V. Johnson dan Mary A. Bany sebagaimana dikutip dalam buku
Ahmad Rohani bahwa
ada 6 kategori
masalah kelompok, masalah-masalah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kelas kurang kohesif. Hubungan
antara siswa kurang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak
bersahabat, persaingan yang tidak sehat diantara kelompok menimbulkan keonaran
yang menyebabkan proses pengajaran mengalami hambatan.
b. Kelas mereaksi negatif
terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek anggota kelas yang dalam
pengajaran seperti pengajaran mendemonstrasikan yang tidak sesuai.
c. “Membesarkan” hati anggota
kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada
badut kelas.
d. Kelompok cenderung mudah
dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
e. Semangat kerja rendah. Dalam
hal ini siswa biasanya berprilaku masa bodoh ataupun malas dalam mengerjakan
tugas kelompok yang diberikan oleh guru.
f. Kelas kurang mampu
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
Sedangkan menurut Mudasir dalam bukunya Manajemen Kelas mengatakan bahwa masalah kelompok ini ada 7 kategori yaitu sebagai berikut:
b.
Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok
c.
Reaksi negativ terhadap sesama anggota kelompok
d.
Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang
e.
Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang
telah ditetapkan
f.
Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja dan tingkah laku agresif dan
protes
g. Ketidakmampuan menyesuaikan
diri terhadap peubahan lingkungan.
Pelanggaran terhadap tata tertib kelas juga merupakan bentuk
masalah- masalah atau bentuk pelanggaran disiplin kelas. Seperti yang telah
penulis jelaskan sebelumnya bahwa
tata tertib adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila
kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh siswa. Maka dapat disimpulkan
bahwa pelanggaran terhadap tata tertib kelas termasuk ke dalam pelanggaran
disiplin kelas. Tulus Tu’u menyatakan pelanggaran disiplin
dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:
a. Disiplin sekolah yang kurang
direncanakan dengan baik dan mantap.
b.
Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan
kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
c.
Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
d. Kebijakan kepala sekolah yang
belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
e. Kurang kerjasama dan dukungan
guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
f. Kurangnya dukungan dan
partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa
yang bermasalah.
g. Siswa di sekolah tersebut
banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini
cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena
sikap dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar.
Guru tidak mampu menguasai kelas dan menarik
perhatian siswa pada pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang
kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang
kondusif untuk kegiatan pembelajaran
maka perlu penaggulangan pelangaran disiplin kelas.
C. Menanggulangi Pelanggaran Disiplin Kelas
Apabila pelanggaran
disiplin kelas itu terjadi, maka pelanggaran tersebut perlu ditanggulangi. Dalam menanggulagi pelanggaran disiplin kelas ini ada beberapa cara
yang dapat ditempuh guru. Adapun cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru
yaitu dengan pemberian hukuman.
Menurut Ali
Imron hukuman diartikan
sebagai suatu sanksi
yang diterima oleh peserta didik sebagai akibat dari pelanggaran
terhadap aturan yang telah ditetapkan.
Dari deskripsi diatas, dalam konteks manajemen kelas, hukuman dapat
diterjemahkan sebagai upaya guru secara sadar dan sengaja untuk memberikan
sesuatu yang tidak menyenangkan kepada peserta didiknya yang melanggar tata
tertib kelas agar tidak mengulanginya lagi. Sebagai alat pendidikan, hukuman,
hendaklah:
1.
Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran.
2.
Sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan
3.
Selalu bertujuan kearah perbaikan, hukuman hendaklah diberikan
untuk kepentingan anak itu sendiri.
Pada dasarnya segala hukuman diberikan karena ada kesalahan dan
bertujuan agar siswa tidak berbuat kesalahan atau pelanggaran lagi, dengan
demikian hukuman tidak sama dengan membalas dendam.
Evaluasi
1.
Jelaskan pengertian disiplin kelas menurut saudara?
2.
Apa maksud disiplin kelas menurut Martinis Yamin?
3.
Bagaimana pelanggaran disiplin dapat terjadi, jelaskan?
4.
Apa maksud bentuk pelanggaran disiplin menurut Jane Bluestien?
5.
Jelaskan pelanggaran disiplin kelas yang bersifat kelompok!
6.
Jelaskan kenapa pelanggaran disiplin dapat terjadi?
7.
Bagaimana cara penanggulangan pelanggaran disiplin kelas?
Daftar Pustaka
Ali Imron, 2011 Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah,
Jakarta: Bumi Aksara, Jane Bluestien, 2013. Classroom
Management, Terj. Siti Mahyuni, Jakarta; PT. Indeks.
Tulus Tu’u, 2004 Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi
Siswa, Jakarta : Grasindo.
Suharsimi
Arikunto, 1990. Manajemen Pengajaran
secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mulyasa, 2003. Kurikilulum Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Martinis
Yamin, 2013. Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Referensi.
Novan Ardy Wiyani, 2013. Bina Karakter Anank Usia Dini: Panduan
Orangtua dan Guru dalam Memebentuk
Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Usia Dini,Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.