Kamis, 22 Oktober 2020

Materi Disiplin Kelas

 Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD

Materi Disiplin Kelas

Dosen Pengampu

M. Iqbal Arrosyad dan Fandi Nugroho

 


A.    Pengertian Disiplin Kelas

Disiplin kelas merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain.

Martinis Yamin (2013) Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didi terhadap lingkungannya.

Masalah disiplin dalam penelitian ini hanya difokuskan mengenai disiplin kelas dalam proses pembelajaran. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya di kelas.

Untuk lebih memahami tentang disiplin kelas terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin.

Novan Ardy Wiyani (2013) Kata disiplin sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan peserta didik, jadi disiplin dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. Kemudian dalam New World Dictionary, disiplin diartikan sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter atau keadaan yang tertib dan efisien.

Sedangkan pengertian disiplin menurut beberapa ahli:

1.      Menurut Suharsimi Arikunto (1990) disiplin merupakan kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

2.      Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan peraturan yang ada dengan senang hati.

Dari pendapat para ahli di atas diketahui bahwa disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Disiplin yang dimaksud            dalam  penelitian ini adalah disiplin belajar di sekolah khususnya di kelas.

Dalam arti luas disiplin mencakup setiap pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyesuaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan      peserta didik terhadap lingkungannya.

Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Disiplin muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan    iman kepercayaan bahwa  yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri  dan lingkungan.

Tulus Tu’u (2005) merumuskan disiplin sebagai berikut :

1.      Mengikuti dan mentaati peraturan, nilai, dan hukum yang berlaku.

2.      Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan, dan dorongan dari luar dirinya.

3.      Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4.      Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan, dan memperbaiki tingkah laku.

Dengan demikian pengertian disiplin kelas berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa disiplin kelas adalah salah satu usaha untuk menjaga keefektifan pengajaran. Dengan disiplin kelas peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengkuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini dilaksanakan dalam rangka memelihara kepentingan bersama.

B.     Bentuk - bentuk Pelangaran Disiplin Kelas

Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:

1.    Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.

2.    Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.

3.    Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4.    Kebijakan kepala sekolah yang belum memperioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.

5.    Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perancanaan dan implementasi disiplin sekolah.

6.    Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dan menagani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

7.    Siswa  di  sekolah  tersebut  banayak  yang berasal  dari  siswa  bermasalah dalam disiplin diri, mereka cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin siswa yang kerap kali terjadi antara lain: bolos, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidur di kelas, mengaggu teman sekelas yang sedang belajar, menyontek, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, berbicara dengan teman sebelahnya saat pembelajaran berlangsung, terlambat hadir ke kelas dan sekolah, membawa rokok dan merokok di lingkungan sekolah, terlibat dalam pengunaan obat terlarang dan perkelahian atau tawuran.

Menurut Jane Bluestien dalam bukunnya Classroom Management menjelaskan bentuk-bentuk pelanggaran atau masalah-masalah disiplin kelas meliputi dua hal, yaitu: masalah individual dan masalah-masalah kelompok.

1.      Pelanggaran disiplin kelas yang bersifat individual  (Jane Bluestien :2013)

Penggolongan masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian tujuan. Setiap individual memiliki kebutuhan dasar dan merasa dirinya berguna. Jika seseorang gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah laku menyimpang atau membuat pelanggaran.

Adapun bentuk pelanggaran disiplin kelas yang bersifat individual dapat di kategorikan sebagai berikut :

a.       Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain.

Siswa yang mempunyai perasaan ingin diperhatikan berusaha mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dikiranya untuk menarik perhatian orang lain. Seperti membuat serba lamban sehingga harus diberi bantuan ekstra.

b.      Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan

Tingkah laku sepeti ini, misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional-marah, menangis, atau selalu lupa pada aturan- aturan penting di kelas.

c.       Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain.

Tingkah laku ini, misalnya menyakiti orang lain seperti memukul, mengigit, mengatai dan sebagainya (kelompok ini tampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif).

d.      Peragaan ketidak mampuan

Peragaan ketidak mampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalan yang menjadi bagiannya. Siswa yang termasuk dalam kategori ini biasanya sangat apatis ( masa bodoh ) terhadap pekerjaan apapun misalnya menolak melakukan suatu pekerjaan atau tidak mau membuat tugas yang diberikan oleh guru.

2.      Pelanggaran Disiplin Kelas yang Bersifat Kelompok

Menurut  Lois  V. Johnson dan Mary A. Bany sebagaimana dikutip dalam  buku  Ahmad  Rohani  bahwa  ada  6  kategori  masalah  kelompok, masalah-masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a.       Kelas kurang kohesif. Hubungan antara siswa kurang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang tidak bersahabat, persaingan yang tidak sehat diantara kelompok menimbulkan keonaran yang menyebabkan proses pengajaran mengalami hambatan.

b.      Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seperti pengajaran mendemonstrasikan yang tidak sesuai.

c.       “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.

d.      Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.

e.       Semangat kerja rendah. Dalam hal ini siswa biasanya berprilaku masa bodoh ataupun malas dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

f.       Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

Sedangkan menurut Mudasir dalam bukunya Manajemen Kelas mengatakan bahwa masalah kelompok ini ada       7 kategori yaitu sebagai berikut:

a.       Kurangnya kekompakkan.

b.      Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok

c.       Reaksi negativ terhadap sesama anggota kelompok

d.      Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang

e.       Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan

f.       Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja dan tingkah laku agresif dan protes

g.       Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap peubahan lingkungan.

Pelanggaran terhadap tata tertib kelas juga merupakan bentuk masalah- masalah atau bentuk pelanggaran disiplin kelas. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa     tata     tertib adalah peraturan      yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa pelanggaran terhadap tata tertib kelas termasuk ke dalam pelanggaran disiplin kelas. Tulus Tu’u menyatakan pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:

a.       Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap.

b.      Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.

c.       Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

d.      Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.

e.       Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.

f.       Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

g.      Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar. Guru  tidak mampu menguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk kegiatan  pembelajaran maka perlu penaggulangan pelangaran disiplin kelas.

C.     Menanggulangi Pelanggaran Disiplin Kelas

Apabila pelanggaran disiplin kelas itu terjadi, maka pelanggaran tersebut perlu ditanggulangi. Dalam menanggulagi pelanggaran disiplin kelas ini ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru. Adapun cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru yaitu  dengan pemberian hukuman.

Menurut  Ali  Imron  hukuman  diartikan  sebagai  suatu  sanksi  yang diterima oleh peserta didik sebagai akibat dari pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan.


Dari deskripsi diatas, dalam konteks manajemen kelas, hukuman dapat diterjemahkan sebagai upaya guru secara sadar dan sengaja untuk memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan kepada peserta didiknya yang melanggar tata tertib kelas agar tidak mengulanginya lagi. Sebagai alat pendidikan, hukuman, hendaklah:

1.    Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran.

2.    Sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan

3.    Selalu bertujuan kearah perbaikan, hukuman hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri.

Pada dasarnya segala hukuman diberikan karena ada kesalahan dan bertujuan agar siswa tidak berbuat kesalahan atau pelanggaran lagi, dengan demikian hukuman tidak sama dengan membalas dendam.

Evaluasi

1.      Jelaskan pengertian disiplin kelas menurut saudara?

2.      Apa maksud disiplin kelas menurut Martinis Yamin?

3.      Bagaimana pelanggaran disiplin dapat terjadi, jelaskan?

4.      Apa maksud bentuk pelanggaran disiplin menurut Jane Bluestien?

5.      Jelaskan pelanggaran disiplin kelas yang bersifat kelompok!

6.      Jelaskan kenapa pelanggaran disiplin dapat terjadi?

7.      Bagaimana cara penanggulangan pelanggaran disiplin kelas?

Daftar Pustaka

Ali Imron, 2011 Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, Jane Bluestien, 2013. Classroom Management, Terj. Siti Mahyuni, Jakarta; PT. Indeks.

Tulus Tu’u, 2004 Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta : Grasindo.

Suharsimi Arikunto, 1990. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulyasa,  2003. Kurikilulum  Berbasis  Kompetensi,  Bandung:  PT.  Remaja  Rosdakarya.

Martinis Yamin, 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Novan Ardy Wiyani, 2013. Bina Karakter Anank Usia Dini: Panduan Orangtua dan Guru dalam Memebentuk Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Usia Dini,Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar