Perkembangan Masa Remaja
A. Pengertian Masa Remaja
Menurut teori Piaget,mengemukakan
bahwa masa remaja adalah : Secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu bernitegrasi dengan
masyarakat dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang –
orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang –
kurangnya dalam memecahkan masalah.[2]
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan
karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan
fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan
remaja, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga
menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan
masyrakat.
“Menurut hukum di Amerika Serikat
saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia delapan
belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti sebelumnya”.[3] Perpangjangan
masa remaja, setelah individu matang secara seksual dan sebelum diberi hak
serta tanggungjawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara apa yang
secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya kawula mudah
menekankan kesegaran dan kelengahan terhadap tanggungjawab dewasa. Budaya ini
memiliki hirarki sosialnya sendiri, keyakinannya sendiri, gaya penampilannya
sendiri, nilai – nilai dan norma perilakunya sendiri.
B. Periode Masa Remaja
Masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode[4] yaitu
:
a. Periode Masa
Puber usia 12-14 tahun.
Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa
kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Ciri –
cirinya:
a) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
b) Anak mulai
bersikap kritis dan merindu puja.
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun : masa remaja awal.
Ciri –
cirinya:
a) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
b) suka
meyembunyikan isi hatinya.
c) Memperhatikan penampilan.
d) Sikapnya
tidak menentu/plin-plan
e) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
f) Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis.
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari
masa pubertas ke masa adolesen.
Ciri – cirinya:
a) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
b) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih
awal dari remaja pria.
d. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan
masa akhir remaja.
Beberapa
sifat penting pada masa ini adalah:
a) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
b) Mulai menyadari akan realitas.
c) Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
d) Mulai nampak bakat dan minatnya.
C. Ciri – Ciri Masa Remaja
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami
perubahan dengan pesat, lebih cepat dibandingkan masa kanak-kanak dan dewasa.
Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan makan dan
tidur lebih banyak.
2. Perkembangan Seksual
Pada anak laki-laki diantaranya:
mengalami mimpi pertama (mimpi basah), pada lehernya tumbuh seperti buah jakun
yang membuat suaranya seperti pecah, dan di sekitar bibir dan kemaluannya mulai
tumbuh rambut.
Pada anak perempuan diantaranya:
rahimnya sudah mulai bisa dibuahi atau sudah menstruasi (datang bulan), di
bagian mukanya mulai tumbuh jerwat, penimbunan lemak membuat dadanya mulai
tumbuh, pinggulnya mulai melebar, dan pahanya mulai membesar.
3. Cara Berfikir Kausalitas
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan
akibat, remaja mulai berfikir kritis sehingga dia akan melawan bila orang tua,
guru, dan lingkungan masih menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan
orang tua tidak tahu cara berpikir remaja, akibatnya timbulah kenakalan remaja.
4. Emosi Yang Meluap-Meluap
Keadaan emosi remaja masih labil
karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali
dan lain waktu bisa senang sekali. Hal ini terlihat pada remaja yang baru putus
cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya karena misalnya diplototi. Dan
emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran yang
realitas.
5. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
Secara biologis manusia terbagi atas
dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja mereka mulai
tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua
kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja
akan cenderung tertutup dengan orang tuanya.
6. Menarik Perhatian Lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari
perhatian dalam lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti
kegitan remaja di kampung-kampung yang diberi peranan, pasti ia akan
melaksanakan dengan baik. Bila tidak diberi peranan maka ia akan melakukan
perbuatan untuk menarik perhatian masyarakat, bila perlu maka akan melakukan
perkelahian dan kenakalan lainnya. Remaja akan berusha mencari peranan di luar
rumah bila orang tua tidak memberi peranan kepadanya karena menganggapnya
sebagai anak kecil.
7. Terikat Dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat
tertarik pada kelompok sebayanya dalam pengalaman pun mereka berusah untuk
berbuat yang sama misalnya, berpacaran, berkelahi, dan mencuri. Apa yang
dilakukan pemimpin kelompoknya ditirunya, walaupun yang dilakukan itu tidak
baik. Dalam kelompok itu bisa melampiaskan perasaan tertekan karena mungkin
tidak dimengerti oleh orang tua dan kakak-kakaknya.
Kelompok atau gang sebenarnya
tidak berbahaya asalkan saja kita bisa mengarahkannya. Karena dalam kelompok
tersebut remaja hanya ingin memperoleh kebutuhannya untuk dianggap, dimengerti,
mancari pengalaman baru, berprestasi, diterima statusnya, harga diri, rasa
aman, yang semua itu belum tentu diperoleh di rumah maupun di sekolah.
D.Aspek – Aspek Perkembangan Masa Remaja
1. Perkembangan dan pertumbuhan fisik pada
masa remaja
Perubahan-perubahan
fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, yang berdampak terhadap
perubahan-perubahan psikologis.Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari
masa remaja terjadi dalam konteks pubertas.Baik anak laki-laki ataupun perempuan
mengalami pertumbuhan yang cepat, yang di sebut “ growuth spurt” ( percepatan
pertumbuhan), di mana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh
bagian dan dimensi badan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa
perkembangan fisik menurut
Elizabeth B.Hurock [5] yang terjadi selama masa remaja tersebut :
a. Perubahan tubuh selama masa remaja
a) Perubahan eksternal
ü Tinggi badan
Rata – rata anak perempuan mencapai
tinggi yang matang antara usis 17 tahun dan 18 tahun dan rata – rata anak laki
– laki kira – kira setahun sesudahnya.Anak yang pada masa bayi diberi imunisasi
biasanya lebih tinggi dari usia ke usia,dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberi imunisasi,yang karena itu lebih banyak menderita sakit sehingga
cenderung memperlambat pertumbuhan.
ü Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti
jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.Tetapi berat badan sekarang tersebar
ke bagian – bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak
mengandung lemak sama sekali.
ü Proporsi tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun
mencapai perbandingan tubuh yang baik.Misalnya,badan melebar dan memanjang
sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pangjang.
ü Organ seks
Baik organ seks pria maupun organ
seks wanita,mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja,tetapi fungsinya
belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
ü Ciri – ciri seks sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama
berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.
b) Perubahan Internal
ü Sistem pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan
tidak lagi terlampau berbentuk pipa,usus bertambah panjang dan bertambah
besar,otot – otot diperut dan dinding – dinding usus menjadi lebih tebal dan
lebih kuat,hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
ü Sistem peredaran darah
Jantung tumbuh pesat selama masa
remaja, pada usia 17 tahun atau 18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu
lahir.Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.
ü Sistem pernafasan
Kapasitas paru – paru anak perempuan
hampir matang pada usia 17 tahun,anak laki – laki mencapai tingkat kematangan
beberapa tahun kemudian.
ü Sistem endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada
masa puber menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin
pada awal masa puber.Kelenjar – kelenjar seks berkembang pesat dan
berfungsi,meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau
awal masa dewasa.
ü Jaringan tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata
– rata pada usia delapan belas.Jaringan,selain tulang,terus berkembang sampai
tulang mencapai ukuran matang,khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2. Perkembangan emosi pada masa remaja
Secara
tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan,suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar.Pertumbuhan pada tahun – tahun awal masa puber terus berlangsung
tetapi berjalan agak lambat.Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat
melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber.Oleh karena itu,perlu
dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada
usia ini.
Sikap,
perasaan atau emosi seseorang telah ada dan berkembang semenjak ia bergal
dengan lingkungannya. Timbulnya sikap, perasaan atau emosi itu (positif atau
negatif) merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik
dengan benda-benda fisik lingkungannya, dengan orang tua dan saudara-saudara,
serta pergaulan sosial yang lebih luas. Sebagai suatu produk dari lingkungan
(lingkungan internal dan eksternal) yang juga berkembang, maka sudah tentu
sikap, perasaan/emosi itu juga berkembang.
Bentuk-bentuk
emosi yang sering nampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu,
takut, cemas, cemburu, iri-hati, sedih, gembira, kasih sayang dan ingin tahu.
Dalam hal emosi yang negatif, umumnya remaja belum dapat mengontrolnya dengan
baik. Sebagai remaja dalam bertingkah laku sangat dikuasai oleh emosinya.
Elizabeth
B.Hurlock berpendapat
bahwa :
Pemuda remaja dapat menghilangkan
“unek-unek” atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh emosi yang ada dengan
cara mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang
yang dipercayainya. Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi terpendam tersebut
disebut juga “emotional catharsis”.[6]
Cara-cara
yang dapat ditempuh dalam usaha menemukan dan membongkar kekuatan emosi yang
terpendam itu dapat dilakukan dengan cara bermain, bekerja, dan lebih baik lagi
adalah dengan mengatakannya kepada seorang yang dapat menunjukkan gambaran
masalah-masalah yang dihadapi remaja yang bersangkutan. Peranan pendidik, guru
terutama konselor sangat penting dalam hal ini, sebab mereka dapat melakukannya
dengan penerimaan dan pemahaman dalam membantu kegiatan “emotional
catharsis”tersebut.
3. Perkembangan intelegensi dan
kognitif pada masa remaja
Remaja
adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya.Disamping itu,masa
remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe.Prontal lobe
ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi.Perkembangan prontal lobe
tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja,sehingga mereka
mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat pertimbangan
moral dan kesadaran sosial yang baru.Kemudian,dalam kekuatan baru dalam
penalaran yang dimilikinya,menjadikan remaja mampu membuat pertimbangan dan
melakukan perdebatan.
a. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Ditinjau
dari prespektif teori kognitif Piaget :
Maka pemikiran masa remaja telah mencapai
tahap pemikiran operasional formal yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang
dimulai pada usia kira – kira 11 – 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja
mencapai masa tenang atau dewasa.[7]
Disamping itu,remaja pada masa ini juga
mampu berpikir secara sistematik,mampu memikirkan semua kemungkinan secara
sistematik untuk memecahkan suatu permasalah.
b. Perkembangan pengambilan keputusan
Remaja
adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan keputusan.Dalam hal
ini,mulai mengambil keputusan – keputusan tentang masa depan,memilih
teman,dll.Dalam hal pengambilan keputusan ini,remaja lebih tua ternyata lebih
kompeten dibanding anak – anak.Apabila dibandingkan dengan remaja yang lebih
tua,remaja yang lebih muda mempunyai kemampuan yang kurang dalam ketrampilan
pengambilan keputusan.Tidak jarang remaja terpaksa mengambil keputusan –
keputusan salah oleh orientasi masyarakat.
c. Perkembangan kognisi sosial
Menurut
Dacey dan Kenny,yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah :
Kemampuan untuk berpikir secara kritis
mengenai isu – isu dalam hubungan interpersonal yang berkembang dalam usia dan
sejalan dengan pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain dan
menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.[8]
Menurut
sejumlah ahli psikologi perkembangan,ketrampilan – Ketrampilan kognitif yang
muncul pada masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisi
sosial mereka.Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek
kognisi sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh Psikolog David
Elkind dengan “egosentrisme,yaitu kecenderungan remaja untuk menerima
dunia.Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya.”[9]
4. Perkembangan sosial remaja
Percepatan
perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan pemasakan
seksualitas,juga mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial
remaja.Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan yang lebih erat antara
anak – anak yang sebaya.Sering juga timbul kelompok – kelompok anak,perkumpulan
– perkumpulan untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama,misalnya untuk
kemah,atau saling tukar pengalaman,merencanakan aktivitas bersama misalnya
aktivitas terhadap suatu kelompok lain.Aktivitas tersebut juga dapat bersifat
agresif,kadang – kadang kriminal seperti mencuri,penganiayaan,dll,dalam hal ini
dapat dilakukan kelompok anak nakal.
Oleh karena itu,timbul masalah – masalah
seperti :
a. Dorongan untuk dapat berdiri sendiri dan krisis
originalitas
Dalam
perkembangan sosial remaja, dapat dilihat adanya dua macam gerak : satu yaitu
memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju ke arah teman –
teman sebaya.Dua macam arah gerak ini tidak merupakan dua hal yang berturutan
meskipun yang satu dapat terkait pada yang lain.Hal itu menyebabkan bahwa gerak
pertama tanpa adanya gerka yang kedua dapat menyebabkan rasa kesepian.Anak –
anak perempuan dan laki – laki betul – betul ada dalam situasi yang sama dalam
status interim yang sama.Mereka sama – sama berusaha untuk mencapai
kebebasan,mereka punya kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tadi
sesuai dengan usia dan jenis seksnya.Adanya kesempatan yang berbeda antara laki
– laki dan perempuan dalam masyarakat,bahwa perempuan juga ingin menduduki
fungsi yang penting dalam masyarakat.Dorongan seperti ini yang memungkinkan
adanya ingin berdiri sendiri.
b. Konformitas kelompok remaja
Dalam
kelompok dengan kohesi yang kuat berkembanglah suatu iklim kelompok dan norma –
norma kelompok tertentu. Ewert menyebutnya sebagai pemberian norma
tingkah laku oleh pemimpin dalam kelompok itu.Juga meskipun norma – norma
tersebut tidak merupakan norma – norma yang buruk,namun terdapat bahaya bagi
pembentukan identitas remaja.[10]
Dia
akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada
mengembangkan pola norma diri sendiri.Moral kelompok tadi dapat berbeda sekali
dengan moral yang dibawa remaja dari keluarga yang sudah lebih dihayatinya
karena sudah sejak kecil diajarkan oleh orang tua.
Di
dalam sekolah,kelompok remaja sering juga dapat menimbulkan kesukaran bila para
pemimpin nonformal dalam kelasa bertentangan dengan pemimpin formal atau
gurunya.Bila pelajaran yang diberikan dipandang tidak ada artinya maka situasi
konflik sosial tersebut dengan mudah dapat terjadi.Di sini juga ketua kelas
dapat memegang peranan yang tidak mudah.Ia secara setengah formal dan setengah
tidak formal diserahi tugas untuk mengatur kepentingan kelasnya.Ketua kelas
dapat terjepit antar guru dan pimpinan kelompok.
c. Remaja dalam waktu luang
Krisis
originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang sering disebut
sebagai waktu pribadi orang (remaja) itu sendiri.Pengisian waktu luang dengan
baik dengan cara yang sesuai dengan umur remaja,masih merupakan masalah bagi
kebanyakan remaja.Kebosenan,segan untuk melakukan apa saja merupakan fenomena
yang sring kita jumpai.Hal ini sering dinilai negatif sebagai tanda
desintegrasi dalam diri remaja.Sebetulnya dapat pula dipandang positif.Yaitu
bila hal tadi dipandang sebagai suatu tanda tidak puas terhadap tuntutan luar
untuk melibatkan diri dengan aktivitas – aktivitas yang dianggapnya tidak ada
artinya.Hal ini merupakan sikap penolakan terhadap tuntutan dunia luar untuk
datang pada pendapat sendiri dan pada pilihan sendiri mengenai kesibukan –
kesibukan yang baginya lebih berarti.
Menurut
teori Wersfeld,bahwa :
Banyak remaja menyukai olahraga.Disitu
remaja dapat menunjukkan originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir
profesional itu masih dapat bertindak secara main – main juga.Dengan begitu
dalam berlatih olahraga ia dapat bermain tidak sebagai anak – anak lagi,namun
juga belum sepenuhnya sebagai orang dewasa.Remaja dapat melepaskan kelbihan
energinya dalam berolahraga,dan dalam menemukan identitasnya,dapat
membandingkan kemampuan dengan teman – teman dalam mencari identitas dan
dominansi yang dengan sifat atraktif dan inteligensi.Sebagai fungsi
sampingan,maka dalam olahraga remaja juga dapat bergaul dengan teman – teman
sebaya untuk menghayati masa mudanya.[11]
d. Hubungan dengan orang tua
Perubahan
fisik,kognitif dan sosial yang terjadi dalam perkembangan remaja mempunyai
pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua remaja.Orang tua tidak dipandang
sebagai otoritas yang serba tahu secara optimal mengembangkan pandangan –
pandangan yang lebih matang dan realistis dari orang tua mereka.Dengan
demikian,keterkaitan dengan orang tua selama masa remaja dapat berfungsi
adaptif yang menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi
menguasai lingkungan – lingkungan baru dan dunia sosial yang luas.
e. Seksualitas
Salah
satu kehidupan yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan
motivasi terhadap seksualitas.Dorongan seksualitas remaja itu sangat tinggi
dari dorongan seksualitas orang dewasa.Untuk melepaskan diri dari dorongan
seksualitas tersebut,remaja berusaha mengekspresikan dorongan seksualnya dengan
berbagai bentuk tingkah laku seksual,mulai dari melaksanakan aktivitas
berpacaran,berkencan,dll.Meskipun seksualitas merupakan bagian normal dari
perkembangan tapi perilaku seksual tersebut disertai resiko – resiko yang tidak
hanya ditanggung oleh remaja tapi juga orang tua.
f. Perkembangan proaktivitas
Makna
pertama yang terkandung dalam proaktivitas adalah kebebasan memilih.Menurut
Convey,dalam kebebasan memilih terkandung unsur – unsur sebagai berikut :
a). Self awareness (kesadaran diri)
b). Imagination (imajinasi)
c). Conscience (kata hati)
d). Independent will (kehendak bebas).
E. Beberapa Minat Remaja
Dalam
masa remaja,minat yang dibawa dari masa anak – anak cenderung berkurang dan
diganti oleh minat yang lebih matang.Juga karena tanggung jawab yang lebih
besar yang harus dipikul oleh remaja yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang
dapat digunakan sesuka hati,maka remaja yang lebih besar terpaksa harus
membatasi minatnya,teutama dibidang rekreasi..
Beberapa minat pada masa remaja,antara
lain :
1. Minat rekreasi
Selama masa – masa remaja,remaja cenderung
menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan
aktivitas permainan dari tahun – tahun sebelumnya beralih dan diganti dengan
bentuk rekreasi yang lebih matang.Berangsur – angsur bentuk permainan yang
kekanak – kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja,pola rekreasi
individual hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan awal masa dewasa.
Beberapa minat pada rekreasi menurut
Elizabeth B.Hurlock[12],antara
lain :
a. Permainan dan Olah Raga
Permainan dan olah raga yang terorganisasi
tidak menarik lagi dalam perjalanan masa remaja,dan remaja mulai menyukai olah
raga tontonan.Permainan – permainan yang menuntut keterampilan intelektual
seperti permainan kartu bertambah populer.
b. Bersantai
Remaja gemar bersantai – santai dan
mengobrol dengan teman – teman.Mereka makan sambil membicarakan orang lain dan
bergurau.Remaja yang beih besar merokok.
c. Bepergian
Remaja senang bepergian selama libur dan
ingin pergi jauh – jauh dari rumah.Bagi banyak remaja hal ini dimungkinkan
karena orang tua yang kaya dan adanya rumah – rumah penginapan khusus untuk
remaja.
d. Membaca
Karena remaja telah membatasi waktunya
untuk membaca sebagai rekreasi,mereka cenderung lebih menyukai majalah daripada
buku – buku.Lama – kelamaan buku – buku komik tidak lagi menarik dan surat
kabar semakin populer.
e. Menonton
Menonton film merupakan kegiatan yang
digemari dan selanjutnya menjadi kegiatan berkencan yang populer.Anak perempuan
lebih menyukai film yang romantis sedangkan anak laki – laki lebih menyukai
film petualangan.
f. Televisi
Menonton televisi lama – kelamaan tidak
menarik,sebagian karena remaja semakin kritis pada acara – acara televisi dan
sebagian lagi karena mereka tidak dapat belajar atau memebaca sambil menonton
televisi.
g. Melamun
Dalam lamunan remaja yang khas,remaja
membayangkan dirinya sebagai pahlawan yang dielu – elukan oelh kelompok sebaya
karena prestasi yang tinggi.Melamun merupakan bentuk rekreasi yang populer
diantara remaja apabila mereka merasa bosan atau kesepian.
2. Minat sosial
Pada
masa remaja,minat terhadap sosial meningkat pesat.Tetapi hal ini didasarkan
hanya pada remaaja yang mempunyai uang yang banyak sedangkan remaja yang tidak
memiliki uang banyak,terbatas dalam melakukan minat – minat sosial.
3. Minat pribadi
Minat pada pribadi antara lain :
a. Minat pada penampilan diri
Minat pada penampilan diri tidak hanya
mencakup pakaian tetapi juga mencakup perhiasan pribadi,kerapihan,daya tarik
dan bentuk tubuh yang sesuai dengan gender mereka.Adanya hal ini akan membuat
remaja lebih populer.
b. Minat pada prestasi
Prestasi
yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan keternaran.Inlah sebabnya
mengapa prestasi,baik dalam olah raga,tugas – tugas sekolah maupun berbagai
kegiatan sosial,menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja.Bila prestasi
yang baik diharapkan memberi kepuasan bagi remaja,maka prestasi itu mencakup
bidang – bidang yang penting bagi kelompok sebaya dan dapat menimbulkan harga
diri dalam pandangan kelompok sebaya.Misalnya,dalam hal sekolah.
c. Minat pendidikan
Besarnya
minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada
pekerjaan.Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan
tinggi,maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan.Biasanya remaja
lebih menaruh minat pada pelajaran – pelajaran yang nantinya akan berguna dalam
bidang pekerjaan yang dipilihnya.
d. Minat pada agama
Pada
masa remaja,minat terhadap agama sangat penting karena remaja sudah menganggap
agama sangat penting bagi kehidupan mereka.“Selain itu,adanya perpaduan antara
agama dan akal memunculkan kepribadian yang tangguh.Sebab,akal yang selalu
berkembang dan agama yang tidak mengenal kekeliruan menjadi faktornya”.[13]
e. Minat pada seks dan perilaku seks
Pada
masa remaja terjadi peningkatan minat pada seks,remaja selalu berusaha mencari
lebih banyak informasi mengenai seks.Mereka memperoleh pengetahuan tentang seks
lewat orang tua,di sekolah,teman – teman, buku – buku,dll.Perempuan sangat
ingin tahu tentang keluarga berencana,pil antihamil,pengguguran,dan
kehamilan.Dan laki – laki ingin mengetahui tentang penyakit kelamin,kenikmatan
seks,hubungan seks,dan keluarga berencana.
F. Bahaya – Bahaya Pada Masa Remaja
Antara lain :
1. Bahaya – bahaya fisik
a. Kematian
Akibat
penyakit tidak banyak terjadi selama masa remaja dibandingkan dengan tahun –
tahun sebelumnya,meskipun kematian yang disebabkan kecelakaan mobil semakin meningkat.
b. Bunuh diri
Pada
masa remaja,bunuh diri semakin meningkat.Hal ini disebabkan karena adanya
depresi dari hubungan percintaan,masalah keluarga,dan sekolah.
c. Cacat fisik
Adanya
cacat fisik yang tidak bisa disembuhkan mungkin itu dari kecelakaan atau karena
sejak lahir akan menimbulkan bahaya fisik sekaligus bahaya psikologis.
d. Kecanggungan dan kekakuan
Bila
perkembangan keterampilan dan perkembangan motorik tidak seperti perkembangan
teman – teman,remaja tidak dapat turut serta dalam permainan dan olah raga yang
berperan penting dalam kehidupan sosialnya.
2. Bahaya psikologis
Antara lain :
a. Perilaku sosial
Di
bidang perilaku sosial,ketidakmatangan ditunjukkan dalam perilaku lebih memilih
pola pengelompokan yang kekanak – kanakan dan kegiatan sosial dengan teman –
teman sebaya sesama jenis dan dalam kurang adanya dukungan oleh kelompok
sebaya,yang memperkecil kesempatan remaja untuk mempelajari perilaku sosial
yang lebih matang.
b. Perilaku seksual
Ketidakmatangan
sangat tampak dalam bidang perilaku seksual.Remaja yang tidak berkencan akan
dianggap tidak sesuai dengan yang seharusnya oleh teman – teman sebaya,hal ini
akan menimbulkan diskriminasi oleh teman – teman sebaya.
c. Perilaku moral
Ketidakmatangan
moral juga jelas dalam kenakalan anak dari keluarga – keluarga kaya
dibandingkan dengan remaja yang dibesarkan dalam lingkungan yang kurang baik
yang patut menimbulkan sikap – sikap antisosial,namun justru patuh pada
peraturan – peraturan.
d. Hubungan keluarga
Ketidakmatangan
dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya pertengkaran
dengan anggota – anggota keluarga,terus – menerus mengkritik atau membuat
komentar – komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga,sering terjadi selama tahun – tahun awal masa remaja.Pada saat ini
hubungan – hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
G. Kebahagiaan Dalam Masa Remaja
Antara lain :
1. Berhasilnya remaja mengatasi masalah yang
dihadapi
2. Memperoleh status yang lebih tinggi di
keluarga,sekolah,dan masyarakat
3. Prestasi – prestasi yang diperoleh di
sekolah
4. Hubungan yang baik dengan keluarga,teman
sebaya,dan sekolah.
A. Kesimpulan
1. Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity yang artinya tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini,
mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik.Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu
bernitegrasi dengan masyarakat dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa
dibawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan
yang sama, sekurang – kurangnya dalam memecahkan masalah.
2. Masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu :
a. Periode Masa Puber usia 12-14 tahun.
b. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun.
3. Ciri – Ciri Masa Remaja
a. Pertumbuhan Fisik
b. Perkembangan Seksual
c. Cara Berfikir Kausalitas
d. Emosi Yang Meluap-Meluap
e. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
f. Menarik Perhatian
Lingkungan
g. Terikat Dengan Kelompok
4. Aspek – aspek perkembangan masa remaja
a. Perkembangan dan pertumbuhan fisik pada
masa remaja
b. Perkembangan emosi pada masa remaja
c. Perkembangan intelegensi dan
kognitif pada masa remaja
d. Perkembangan sosial remaja
5. Beberapa minat remaja
a. Minat rekreasi
b. Minat sosial
c. Minat pribadi.
6. Bahaya – bahaya dalam masa remaja
a. Bahaya fisik
b. Bahaya psikologis.
. 7. Kebahagiaan dalam masa remaja
a. Berhasilnya remaja mengatasi masalah yang
dihadapi
b. Memperoleh status yang lebih tinggi di
keluarga,sekolah,dan masyarakat
c. Prestasi – prestasi yang diperoleh di
sekolah
d. Hubungan yang baik dengan keluarga,teman
sebaya,dan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfuzh,Jamaluddin,M.2009.Psikologi
Anak dan Remaja Muslim.Jakarta : Pustaka Al – Kautsar.
Monks F.J,Knoers A.M.P,Siti Rahayu
Haditono.2006.Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Hurlock,Elizabet B.2002.Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta :
Erlangga.
Desmita.2013.Psikologi Perkembangan.Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
Handayani, Wiji dan Purnami, Sri.
2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras.
[1]Elizabeth.B.Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan,Cet.5, (Jakarta : Erlangga,2002), hlm.206.
[4] F.J.Monks,A.M.Pknoers,Siti
Rahayu Haditono,Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,2006 ),hlm. 262 – 263.
[5] Elizabeth.B.Hurlock, Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,,Cet.5, (Jakarta : Erlangga,2002), hlm. 211.
[6] Elizabeth.B.Hurlock, Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Cet.5,(Jakarta
: Erlangga,2002), hlm. 213.
[10] F.J.Monks,A.M.Pknoers,Siti
Rahayu Haditono,Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,2006 ), hlm. 282.
[11] F.J.Monks,A.M.Pknoers,Siti
Rahayu Haditono,Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,2006 ), hlm. 285.
[12] Elizabeth.B.Hurlock, Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Cet.5, (Jakarta :
Erlangga,2002), hlm. 218.
[13] Jamaluddin Mahfuzh,Psikologi
Anak dan Remaja Muslim,Cet.6, ( Jakarta : Pustaka Al – Kautsar,2009), hlm.
223