Makalah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI (Group Investigation) lengkap
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Model Pembelajaran Inovatif
Disusun Oleh :
Kelompok
1.
Shahmalia (170141235)
2.
Yesi Okta Apriyanti (170141287)
3.
Lola
Anjas Fani (170141259)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
GI”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Model Pembelajaran Inovatif.
Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran/kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu:
1.
Bapak
Dr. selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung.
2. Bapak ,
M.Pd. Dosen Pengampu Mata
Kuliah Model Pembelajaran Inovatif.
3.
Teman-teman
yang senantiasa memotivasi penulis.
Akhir kata penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.
Amin.
Pangkalanbaru, 20 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe GI............................... 3
B. Karakteristik Model CL Tipe GI.............................................................. 4
C. Langkah-langkah Model CL Tipe GI....................................................... 6
D. Kelebihan dan Kekurangan Model CL
Tipe GI....................................... 7
E. Implementasi Model CL Tipe GI............................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
10
B. Saran.......................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses
kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang
dinginkaan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah proses sengaja maka
pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dan apakah proses yang dilakukan efektif untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Pendidikan mencakup sebuah rentang kawasan yang terdiri atas
beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah sistem. Pendidikan melibatkan
siswa, guru, metode, tujuan, kurikulum, media, sarana, kepala sekolah dan
sebagainya.
Pendidikan berasal dari bahasa
Yunani “pedagogie” yang terbentuk
dari kata “pais” yang berarti anak
dan “again” yang berarti membimbing.
Dari arti kata itu maka dapat didefinisikan secara leksikal bahwa pendidikan
adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan paada anak oleh orang dewasa secara
sengaja agar anak menjadi dewasa. Kedewasaan anak ditentukan oleh kebudayaan.
Anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan orang dewasa yang membekalinya agar
mampu mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan diri. Dalam
pengertian ini maka pendidikan adalah sarana pewarisan keterampilan hidup
sehingga keterampilan yang telah ada pada satu generasi dapat dilestarikan dan
dikembangkan oleh generasi selanjutnya sesuai dengan dinamika tantangan hidup
yang dihadapi oleh anak.
Pendidikan adalah usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan (Tim Dosen FIP IKIP Malang,
1980:1). Bila anak berperilaku sesuai dengan tuntutan kultur masyarakatnya maka
dia dikatakan sebagai manusia terdidik. Dalam perkembangannya pendidikan tidak
lagi bersifat natural-instinktif. Prosesnya dapat dimanipulasikan untuk
mengoptimalkan hasil belajar. Usaha-usaha itu mendorong berkembangnya
pendidikan sebagai ilmu yang sistematis.
Belajar
adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan
sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan. Belajar juga merupakan
proses berbuat melalui berbagai pengalaman dengan melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu yang dipelajari.
Menurut UUSPN No. 20
Tahun 2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa,
serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai
upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang di atas pemakalah dapat merumuskan masalah berikut:
a.
Bagaimanakah
model pembelajaran cooperative learning tipe
GI ?
c.
Apa
saja langkah langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI ?
d.
Apa saja kelebihan kekurangan model cooperative learning tipe GI?
e.
Bagaimana
Implementasi Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI?
C. Tujuan
Makalah
Dari rumusan
masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui model pembelajaran
cooperative learning tipe GI
b. Untuk mengetahui Karakteristik Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
c. Untuk mengetahui langkah langkah Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
d. Untuk mengetahui kelebihan kekurangan
model cooperative learning tipe GI
e. Untuk mengetahui Bagaimana Implementasi
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
GI
Sugiyanto (2010)
mengemukakan Dasar-dasar model GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya
diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dan kawan-kawan dari universitas Tel Aviv.
Model GI sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Dibandingkan dengan model
STAD dan jigsaw, model GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model
inimenuntut siswa untuk kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
keterampilan proses memiliki kelompok (group
process skills). Para guru yang menggunakan model GI umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Rusman(2016) mengemukakan
pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu prenis bahwa proses
belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan
proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut
(Slavina, 1995a). Oleh karena itu, GI tidak dapat diimplementasikan ke dalam
lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya dialog interpersonal
(atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran).
Group
Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang
lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan
teknik-teknik pengajaran di ruang keelas. Selain itu juga memadukan prinsip
belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,
baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa
mempunyai kebiasaan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan
topik yang sedang dibahas, (Aris Shoimin, 2014).
Group
Investigation merupakan salah satu model kompleks
dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill
berpikir level tinggi. Pada prinsipnya, group
investigation sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik
humaniora maupun saintifik. Akan tetapi, dalam kompleks pembelajaran
kooperatif, group investigation tetap
menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antar siswa, ( Miftahul Huda,
2016).
Selama belajar melalui kelompok penyelidik siswa tetap
berada dalam kelompoknya untuk beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada
teman kelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Salah satu penunjang
agar pembelajaran kelompok penyelidik dapat terlaksana dengan baik adalah siswa
diberikan lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selain itu, unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kelompok
penyelidik perlu ditanamkan kepada siswa. Menurut Ibrahim, dkk. dalam Rahman
(2007: 22) unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kelompok penyelidik adalah
sebagai berikut:
1. Siswa
dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”.
2. Setiap
siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompoknya,
disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi
yang dihadapi.
3. Siswa
haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan
yang sama.
4. Siswa
haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
5. Setiap
siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap
evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Siswa
berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama
selama proses belajarnya.
7. Siswa
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di
dalam kelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa
ciri-ciri atau karakteristik dari pembelajaran kelompok penyelidik adalah
sebagai berikut:
1. Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
2. Jika
memungkinkan, setiap anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda.
3. Siswa
belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
4. Penghargaan
lebih dominan berorientasi kelompok daripada individual.
Berdasarkan ciri-ciri dari pembelajaran kelompok
penyelidik di atas, dapat dikemukakan bahwa dengan pembelajaran kelompok
penyelidik memberikan kesempatan siswa dengan berbagai latar belakang kemampuan
dan kondisi sosial untuk bekerja sama, saling bergantung dan belajar saling
menghargai satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini, heterogenitas kelompok
lebih difokuskan pada kemampuan akademis (prestasi matematika yang telah
diperoleh siswa).
Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah
mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru, dan setiap anggota kelompok
harus saling membantu untuk mencapai ketuntasan materi tersebut. Belajar belum
selesai jika masih ada anggota dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran.
Apabila ada siswa memiliki pertanyaan, teman satu kelompoknya diminta
untuk menjelaskan, sebelum menanyakan jawabannya kepada guru. Dengan
demikian, pembelajaran kelompok penyelidik dapat membuat siswa secara aktif
menverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang
mengarah pada pembentukan konsep. Selain itu, siswa juga dapat memiliki
keterampilan-keterampilan untuk bekerjasama yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
C. Langkah-langkah
Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe GI
Aris Shoimin (2014: 80-81) mengemukakan langkah-langkah
GI sebagai berikut:
1.
Guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen
2.
Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3.
Guru
mengundang ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara kooperatif
dalam kelompoknya.
4.
Masing-masing
kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5.
Setelah
selesai, masing-masing kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok atau salah
satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
6.
Kelompok
lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.
7.
Guru
memberikan penjelasan singkat (klasifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
8.
Evaluasi.
Miftahul Huda (2016:
293-294) mengemukakan langkah-langkah GI sebagai berikut:
Tahap 1 : Seleksi
Topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dari
sebuah bidang masalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh guru.
Mereka selanjutnya diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok yang berorientasi
pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok seharusnya
heterogen, baik dari sisi jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
Tahap 2 :
Perencanaan Kerja Sama
Para siswa dan guru merencanakan berbagai
prosedur elajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai
topik dan subtopik yang telah dipilih pada langkah sebelumnya.
Tahap 3 :
Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah
dirumuskan pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai
aktivitas dan keterampilan dengan variasi luas. Pada tahap ini, guru harus
mendorong para siswa untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai
sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus
menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika
diperlukan.
Tahap 4 : Analisi
dan Sintesis
Para siswa menganalisi dan membuat
sintesis atas berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya, lalu
berusaha meringkasnya menjadi suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
Tahap 5 :
Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok menyajikan presentasinya
atas topik-topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tertentu.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
Tahap 6 : Evaluasi
Para siswa dan guru melakukan evaluasi
mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi dapat dilakukan pada setiap siswa secara individual
maupun kelompok, atau keduanya.
D. Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe GI
Aris Shoimin (2014: 81-82) Kelebihan model cooperative learning tipe GI adalah:
1.
Secara
pribadi
a)
Dalam
proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b)
Memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif.
c)
Rasa
percaya diri dapat lebih meningkat.
d)
Dapat
belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.
e)
Mengembangkan
antusiasisme dan rasa pada fisik.
2.
Secara
sosial
a)
Meningkatkan
belajar bekerja sama.
b)
Belajar
berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
c)
Belajar
berkomunikasi yang baiksecara sistematis.
d)
Belajar
menghargai pendapat orang lain.
e)
Meningkatkan
[artisipasi dalam memuat suatu keputusan.
3.
Secara
Akademis
a)
Siswa
terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang telah diberikan.
b)
Bekerja
secara sistematis.
c)
Mengembangkan
dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang.
d)
Merencanakan
dan mengorganisasikan pekerjaannya.
e)
Mengecek
kebenaran jawaban yang mereka buat.
f)
Selalu
berpikir tentang cara atau straegi yang digunakan sehingga didapat suatu
kesimpulan yang berlaku umum.
Setiawan dalam Aris Shoimin (2014:82) Kekurangan model cooperative learning tipe GI adalah:
1.
Sedikitnya
materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.
2.
Sulitnya
memberikan penilaian secara personal.
3.
Tidak
semua topik cocok dengan model GI. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu
topik yang meuntut siswa untuk memehami suatu bahasan dari pengalaman yang
dialami sendiri.
4.
Diskusi
kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
5.
Siswa
yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat
menggunakan model ini.
E. Implementasi Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
Dengan
memperhatikan langkah-langkah pada tipe investigasi kelompok maka penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Groub Investigasi
kelompok
adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan
awal
a. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru memotifasi siswa dengan memberikan contoh
pentingnya penguasaan materi yang akan dipelajari yang berkaitan dengan masalah
sehari-hari
c. Guru
bersama siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yang
mendukung materi yang akan dipelajari (apersepsi)
d. Guru
menyampaikan informais tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan
inti
a. Guru
menyampaikan informais kepada siswa dan menentukan topic permasalahan
(merumuskan topic permasalahan).
b. Guru
mengkondisikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan mengingatkan siswa
untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
c. Guru
memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap anggota kelompok
d. Dari
LKS yang telah diberikan, guru menghadapkan siswa pada situasi yang dapat
menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah (merencanakan
tugas)
e. Siswa
menyusun investigasi/ penyelidikan dari hasil analisis yang dilakukannya
(melakukan investigasi)
f. Guru memeriksa investigasi yang telah
ditemukan oleh siswa
g. Siswa
membuat kesimpulan kelompok dalam bentuk laporan akhir kelompok dari hasil
investigasi dan diskusi dalam mengerjakan LKS (menyiapakan laporan akhir
kelompok )
h. Tiap
kelompok siswa mempresentasikan hasil penemuan investigasi dan diskusinya. Siswa
diminta memberikan pendapat atau komentar tentang temuannya (mempresentasikan
laporan akhir). Guru mengkonfirmasi jawaban yang diberikan dan menegaskan
jawaban yang benar serta memberikan penghargaan. Guru memberikan pengharagaan
kepada kelompok
3. Kegiatan akhir
a. Guru
mengulas secara singkat mengenai materi dan kegiatan yang telah dilaksanakan
b. Guru
menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dipresentasikan
c. Guru
memberikan pekerjaan rumah. (Trianto, 2007: 29).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Group
Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang
lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan
teknik-teknik pengajaran di ruang keelas. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam model GI ini
sudah dijelaskan secara sistematis. Kekurangan dan kelebihannya pun dicantumkan
dalam makalah dengan jelas.
B. Saran
Dalam
menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam pembahasan masih terdapat
kekurangan baik dari substansi materi maupun contoh dari setiap metri yang
dibahas. Penulis menyarankan kepada guru maupun calon guru untuk menerapkan
model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan sesuai dengan
keadaan siswa
Dengan
berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghibau kepada pembaca
agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari makalah lain, buku,
maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan model dan
pendekatan pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul (2016), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran:
Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman (2016), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Shoimin, Aris (2014), 63 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyanto (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Trianto.
(2007), Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka