Selasa, 17 Desember 2019

Makalah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI (Group Investigation)


Makalah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI (Group Investigation) lengkap 
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Model Pembelajaran Inovatif

Disusun Oleh :
Kelompok
1.    Shahmalia                                 (170141235)
2.    Yesi Okta Apriyanti                 (170141287)
3.    Lola Anjas Fani                        (170141259)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2019

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Model Pembelajaran Inovatif.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran/kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini ke depannya.  Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu:
1.      Bapak Dr. selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan  dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung.
2.      Bapak , M.Pd. Dosen Pengampu Mata Kuliah Model Pembelajaran Inovatif.
3.      Teman-teman yang senantiasa memotivasi penulis.

            Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak. Amin.

Pangkalanbaru, 20 November 2019


Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
      A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
      B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 2
     C.     Tujuan Makalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
     A.    Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI............................... 3
     B.     Karakteristik Model CL Tipe GI.............................................................. 4
     C.     Langkah-langkah Model CL Tipe GI....................................................... 6
     D.    Kelebihan dan Kekurangan Model CL Tipe GI....................................... 7
     E.     Implementasi Model CL Tipe GI............................................................. 8
BAB III PENUTUP
     A.    Kesimpulan............................................................................................. 10
     B.     Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang dinginkaan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah proses sengaja maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang  diinginkan dan apakah proses yang dilakukan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pendidikan mencakup sebuah rentang kawasan yang terdiri atas beberapa komponen yang bekerja dalam sebuah sistem. Pendidikan melibatkan siswa, guru, metode, tujuan, kurikulum, media, sarana, kepala sekolah dan sebagainya.
            Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “pedagogie” yang terbentuk dari kata “pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka dapat didefinisikan secara leksikal bahwa pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan paada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa. Kedewasaan anak ditentukan oleh kebudayaan. Anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan orang dewasa yang membekalinya agar mampu mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan diri. Dalam pengertian ini maka pendidikan adalah sarana pewarisan keterampilan hidup sehingga keterampilan yang telah ada pada satu generasi dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya sesuai dengan dinamika tantangan hidup yang dihadapi oleh anak.
            Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya  sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan (Tim Dosen FIP IKIP Malang, 1980:1). Bila anak berperilaku sesuai dengan tuntutan kultur masyarakatnya maka dia dikatakan sebagai manusia terdidik. Dalam perkembangannya pendidikan tidak lagi bersifat natural-instinktif. Prosesnya dapat dimanipulasikan untuk mengoptimalkan hasil belajar. Usaha-usaha itu mendorong berkembangnya pendidikan sebagai ilmu yang sistematis.
            Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui berbagai pengalaman dengan melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.          
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas pemakalah dapat merumuskan masalah berikut:
a.    Bagaimanakah model pembelajaran cooperative learning tipe GI ?
b.    Apa saja Karakteristik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI?
c.    Apa saja langkah langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI ?
d.    Apa saja kelebihan kekurangan model cooperative learning tipe GI?
e.    Bagaimana Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI?

C.  Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
a.    Untuk mengetahui model pembelajaran cooperative learning tipe GI
b.    Untuk mengetahui Karakteristik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
c.    Untuk mengetahui langkah langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI
d.    Untuk mengetahui kelebihan kekurangan model cooperative learning tipe GI
e.    Untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI

Sugiyanto (2010) mengemukakan Dasar-dasar model GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dan kawan-kawan dari universitas Tel Aviv. Model GI sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Dibandingkan dengan model STAD dan jigsaw, model GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model inimenuntut siswa untuk kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses memiliki kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan model GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Rusman(2016) mengemukakan pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu prenis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut (Slavina, 1995a). Oleh karena itu, GI tidak dapat diimplementasikan ke dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya dialog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran).
Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang keelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebiasaan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas, (Aris Shoimin, 2014).
Group Investigation merupakan salah satu model kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi. Pada prinsipnya, group investigation sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan tetapi, dalam kompleks pembelajaran kooperatif, group investigation tetap menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antar siswa, ( Miftahul Huda, 2016).
B.  Karakteristik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI

Selama belajar melalui kelompok penyelidik siswa tetap berada dalam kelompoknya untuk beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada teman kelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Salah satu penunjang agar pembelajaran kelompok penyelidik dapat terlaksana dengan baik adalah siswa diberikan lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selain itu, unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kelompok penyelidik perlu ditanamkan kepada siswa. Menurut Ibrahim, dkk. dalam Rahman (2007: 22) unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kelompok penyelidik adalah sebagai berikut:
1.     Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”.
2.   Setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.     Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4.     Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.    Setiap siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6.   Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.    Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di dalam kelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa ciri-ciri atau karakteristik dari pembelajaran kelompok penyelidik adalah sebagai berikut:
1.     Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Jika memungkinkan, setiap anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
3.     Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
4.     Penghargaan lebih dominan berorientasi kelompok daripada individual.
Berdasarkan ciri-ciri dari pembelajaran kelompok penyelidik di atas, dapat dikemukakan bahwa dengan pembelajaran kelompok penyelidik memberikan kesempatan siswa dengan berbagai latar belakang kemampuan dan kondisi sosial untuk bekerja sama, saling bergantung dan belajar saling menghargai satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini, heterogenitas kelompok lebih difokuskan pada kemampuan akademis (prestasi matematika yang telah diperoleh siswa).
Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru, dan setiap anggota kelompok harus saling membantu untuk mencapai ketuntasan materi tersebut. Belajar belum selesai jika masih ada anggota dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran. Apabila ada siswa memiliki pertanyaan, teman satu kelompoknya diminta untuk  menjelaskan, sebelum menanyakan jawabannya kepada guru. Dengan demikian, pembelajaran kelompok penyelidik dapat membuat siswa secara aktif menverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada pembentukan konsep. Selain itu, siswa juga dapat memiliki keterampilan-keterampilan untuk bekerjasama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

C.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI

Aris Shoimin (2014: 80-81) mengemukakan langkah-langkah GI sebagai berikut:
1.    Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen
2.    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3.    Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
4.    Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5.    Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
6.    Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.
7.    Guru memberikan penjelasan singkat (klasifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
8.    Evaluasi.
Miftahul Huda (2016: 293-294) mengemukakan langkah-langkah GI sebagai berikut:
Tahap 1 : Seleksi Topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dari sebuah bidang masalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh guru. Mereka selanjutnya diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok seharusnya heterogen, baik dari sisi jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
Tahap 2 : Perencanaan Kerja Sama
Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur elajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih pada langkah sebelumnya.
Tahap 3 : Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi luas. Pada tahap ini, guru harus mendorong para siswa untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
Tahap 4 : Analisi dan Sintesis
Para siswa menganalisi dan membuat sintesis atas berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya, lalu berusaha meringkasnya menjadi suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
Tahap 5 : Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok menyajikan presentasinya atas topik-topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tertentu. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
Tahap 6 : Evaluasi
Para siswa dan guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat dilakukan pada setiap siswa secara individual maupun kelompok, atau keduanya.
D.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI

Aris Shoimin (2014: 81-82) Kelebihan model cooperative learning tipe GI adalah:
1.    Secara pribadi
a)    Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b)   Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif.
c)    Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
d)   Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.
e)    Mengembangkan antusiasisme dan rasa pada fisik.
2.    Secara sosial
a)    Meningkatkan belajar bekerja sama.
b)   Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
c)    Belajar berkomunikasi yang baiksecara sistematis.
d)   Belajar menghargai pendapat orang lain.
e)    Meningkatkan [artisipasi dalam memuat suatu keputusan.
3.    Secara Akademis
a)    Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang telah diberikan.
b)   Bekerja secara sistematis.
c)    Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang.
d)   Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
e)    Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.
f)    Selalu berpikir tentang cara atau straegi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Setiawan dalam Aris Shoimin (2014:82) Kekurangan model cooperative learning tipe GI adalah:
1.    Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.
2.    Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
3.    Tidak semua topik cocok dengan model GI. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang meuntut siswa untuk memehami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.
4.    Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
5.    Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.
E.  Implementasi  Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI

Dengan memperhatikan langkah-langkah pada tipe investigasi kelompok maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe  Groub Investigasi kelompok adalah sebagai berikut:
1.    Kegiatan awal
a.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b.     Guru memotifasi siswa dengan memberikan contoh pentingnya penguasaan materi yang akan dipelajari yang berkaitan dengan masalah sehari-hari
c.    Guru bersama siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yang mendukung materi yang akan dipelajari (apersepsi)
d.    Guru menyampaikan informais tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan
2.    Kegiatan inti
a.    Guru menyampaikan informais kepada siswa dan menentukan topic permasalahan (merumuskan topic permasalahan).
b.    Guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan mengingatkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
c.    Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap anggota kelompok
d.    Dari LKS yang telah diberikan, guru menghadapkan siswa pada situasi yang dapat menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah (merencanakan tugas)
e.    Siswa menyusun investigasi/ penyelidikan dari hasil analisis yang dilakukannya (melakukan investigasi)
f.      Guru memeriksa investigasi yang telah ditemukan oleh siswa
g.    Siswa membuat kesimpulan kelompok dalam bentuk laporan akhir kelompok dari hasil investigasi dan diskusi dalam mengerjakan LKS (menyiapakan laporan akhir kelompok )
h.    Tiap kelompok siswa mempresentasikan hasil penemuan investigasi dan diskusinya. Siswa diminta memberikan pendapat atau komentar tentang temuannya (mempresentasikan laporan akhir). Guru mengkonfirmasi jawaban yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar serta memberikan penghargaan. Guru memberikan pengharagaan kepada kelompok
3.     Kegiatan akhir
a.    Guru mengulas secara singkat mengenai materi dan kegiatan yang telah dilaksanakan
b.    Guru menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dipresentasikan
c.    Guru memberikan pekerjaan rumah. (Trianto, 2007: 29).

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang keelas. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam model GI ini sudah dijelaskan secara sistematis. Kekurangan dan kelebihannya pun dicantumkan dalam makalah dengan jelas.
B.  Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi maupun contoh dari setiap metri yang dibahas. Penulis menyarankan kepada guru maupun calon guru untuk menerapkan model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan sesuai dengan keadaan siswa
Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghibau kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan model dan pendekatan pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul (2016), Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman (2016), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Shoimin, Aris (2014), 63 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.    Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyanto (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Trianto. (2007), Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar