A. Karakteristik Lingkungan Alam
Pada lingkungan alam terjadi adanya interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Termasuk di dalamnya manusia, hewan, tumbuhan dengan segala unsur-unsur abiotik, seperti tanah/batu-batuan, air, udara dan lain sebagainya. Adanya interaksi tersebut dirasakan sebagai kebutuhan dasar bagi makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik). Anda mengenal hal ini melalui rantai makanan yang ada di lingkungan alam. Saling makanmemakan antara makhluk hidup dicirikan dengan adanya produsen, konsumen dan pengurai. Seperti pada ekosistem sawah, anda dapat melihar rantai makanan tersebut misalnya burung pipit sebagai pemakan padi- di mangsa ular sawah- di mangsa burung elang- pengurai (bakteri) dan menghasilkan zat hara yang dibutuhkan untuk tanaman padi atau tanaman lain.
Apabila anda mengunjungi berbagai wilayah Indonesia, maka akan tampak betapa bervariasinya keadaan alam. Variasinya tersebut dapat dilihat dari segi tanah, morfologi, vegetasi, hidrologi, cuaca, iklim, sumber mineral dan region.
Tanah
Tanah adalah salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri, manusia hidup di atas tanah, mencukupi segala kebutuhan hidupnya dengan segala hasil yang bahan-bahannya hampir seluruhnya tersedia di dalam tanah. Tanah dikaruniakan Tuhan kepada ummatnya untuk kehidupan manusia, makanya tanah sering menjadi pertikaian antarmanusia. Akan tetapi pada umumnya setelah manusia menguasai sebidang tanah/lahan sering menelantarkan tanah, sehingga mengabaikan fungsi tanah, dengan demikian tanah menjadi rusak.
Tom Dele dan Giil Carter yang dikutip Schumacker (1985) menyatakan bahwa manusia yang beradab untuk sementara waktu hampir selalu berhasil menguasai lingkungan hidupnya. Kesulitannya kemudian adalah yang ditimbulkannya sendiri. Mereka umumnya berpikir bahwa penguasaan yang sementara itu dianggapnya sebagai penguasaan yang abadi, tanpa menyadari bahwa di samping penguasaanya itu mereka harus berkemampuan untuk menguasai hukum alam sepenuhnya dan bahkan mereka kadang-kadang menganggapnya sepele. Mereka menganggap dirinya sebagai penguasa alam dan bukan sebagai anak alam. Lingkungan hidupnya selanjutnya akan hancur karena mereka tidak memperhatikan hukum alam.
Anda sering menyaksikan terjadinya kerusakan tanah atau lahan di tempat Anda berada. Anda pun dapat menjumpai ribuan hektar tanah padang alang-alang dan tanah kritis akibat perlakuan dan tindakan manusia yang mengabaikan hukum alam. Baik itu pengamatan langsung maupun tidak langsung.
Dengan demikian manusia dalam memperlakukan tanah atau lahan itu harus bijak sesuai dengan hukum alam yang berlaku. Apabila tidak mengindahkan hukum alam, tanah atau lahan pertanian akan mengalami penurunan (degradasi) kemampuannya. Dengan kata lain akan terjadi penurunan daya dukungnya (carrying capacity).
Manusia dalam memanfaatkan tanah atau lahan pertanian haru, memperhatikan data dasar seperti kondisi tanah, struktur tanah, keasaman tanah, kemiringan tanah, iklim, air tanah, jaringan saluran dan sungai (Kartasapoetra et al, 1991).
Kondisi tanah meliputi ketebalan lapisan tanah bagian atas (top soil), kedalaman tanah (solum), sifat fisik tanah, dan tekstur tanah.
Lapisan tanah bagian atas (top soil) tebalnya antara 10 sampai 35 cm atau lebih. Lapisan ini merupakan bagian yang sangat penting. Harapan manusia untuk memperoleh bahan-bahan kebutuhan pokoknya terletak pada lapisan ini. Karena di dalamnya terkandung nilai kekayaan alam yang demikian tinggi bagi kehidupan manusia. Humus atau bahan-bahan organic serta variable zat-zat hara mineral yang sangat diperlukan bagi tanaman yang terdapat dalam lapisan tanah ini.
Kedalaman tanah (sclum), sebaiknya diketahui terutama pada tanah atau lahan-lahan yang miring. Bagi kepentingan pertanian, apabila solum tanah cukup tebal terutama lapisan palingatas (top soil), maka harapan para petani untuk meningkatkan produksinya akan selalu dapat terwujud.
Sifat fisik tanah sangat penting dilihat dari segi pengelolaanya, warna, tekstur dan konsistensinya dapat digambarkan secara kasar.
Sifat fisik yang pertama adalah warna tanah. Warna tanah disebabkan oleh beberapa faktor penyebab, antara lain:
Bahan organic pada tanah organosol menyebabkan tanah berwarna hitam, gelap coklat;
Mangan, menyebabkan tanah berwarna gelap;
Ferum menyebabkan latosol berwarna merah jingga, atau kuning coklat
Fisiografi
Berdasarkan bentang alamnya secara umum wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu dataran Barat dataran Timur yang dangkal serta cekungan tengah yang lebih dalam. Dengan demikian bentuk penampang melintangnya menyerupai perairan laut dangkal ini meliputi Selat Malaka bagian Selatan, L. Laut Selatan bagian ujung Selatan, Selat Sunda dan L. Jawa. Di perairan ini pula terletak tiga pulau-pulau kecil disekitarnya.
Daratan Timur juga mempunyai L.Arafuru dan perairan dilepas pantai Irian Jaya lainnya. Diperairan ini terletak Irian Jaya dan Kepulauan Aru. Cekungan tengah mempunyai perairan laut yang lebih dalam yaitu lebih dari 4.000 m. Bahkan beberapa cekungannya memiliki kedalaman lebih dari 6.000 m seperti Palung hah,a;iera, palung Banda dan Palung Sulawesi. Perairan laut dalam ini meliputi L.Sulawesi, L.Maluku, L.Scram. L.Banda. L.Sawu, L.Flores dan Selat Makasar. Diperairan ini terletak P.Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara beserta pulau-pulau kecil disekitarnya. Dengan demikian sebagai Negara kepulauan yang terletak diantara dua Benua dan dua benua Asia dan Australia pada Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahulnya dengan celah yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik pada cekungan tengah.
Hampir semua wilayah daratan Indonesia merupakan kelanjutan dari dua jalur pegunungan muda di dunia, yaitu jalur Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum Mediterania. Jalur Sirkum Pasifik adalah rangkaian pegunungan sekeliling Samudera Pasifik, mulai dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, Rocky, Mountains, Ataska, Aleut, Kamsyatka, Kepulauan Kuril, Jepang, Filipina terus melewati bagian Utara Irian sampai Selandia Baru. Jalur ini di Indonesia merupakan dua rangkaian pegunungan, yaitu rangkaian pegunungan di Irian dan rangkaian pegunungan di Halmahera dan sekitarnya sampai kerangkaian pegunungan di pantai Utara Irian.
Sirkum Mediterania adalah rangkaian pegungan yang melalui Asia kecil terus ke Himalaya, Myanmar, dan akhirnya sampai ke Indonesia. Jalur ini di Indonesia melalui pulau-pulau kecil disebelah Selatan Jawa, Sumba, Sawu, Rote, Babar, Tanibar, Kai, Seram dan Buru. Sebaliknya rangkaian pegunungan Busur dalam merupakan rangkaian pegunungan yang vulkanik yang melalui Sumatera, Jawa, Bali,Nusa Tenggara dan akhirnya sampai ke h. Banda.
Dataran rendah yang juga terbentang di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Di Sumatera, dataran rendah ini terdapat disebelah Timur Pegunungan Bukit Barisan yang dialiri oleh sungai-sungai yang besar dan panjang serta dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman. Bentangan dataran rendah ini meliputi wilayah sangat luas dari Sumatera Utara samapai Lampung. Di Kalimantan dataran rendah yang sangat luas terpotong-potong oleh pegunungan-pegunungan Kapuas Hulu, Kapuas Hilir, Iban, Muller Schwaner, Meratus. Bentang dataran rendah ini meliputi wilayah yang sangat luas, dari kaki pegunungan tersebut sampai ke pantai. Dataran rendah ini juga dialiri oleh sungai-sungai yang besar, panjang dan dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman. Di Irian Jaya, dataran rendah yang sangat juga besar, panjang dan dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman. Bentang dataran rendah ini meliputi wilayah yang sangat luas, mulai dari kaki pegunungan tersebut sampai ke pantai.
a. Iklim
Indonesia beriklim Laut Tropia, karena terletak diwilayah tropia dan diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Negeri ini juga dipengaruhi oleh angin Muson Barat dan Muson Timur, karena letaknya berada diantara dua benua yaitu Asia dan Australia. Pada umumnya musim hujan berlangsung dari bulan Oktober dan berakhir pada bulan April. Pada musim tersebut bertiup angin Muson Barat Laut. Musim kemarau berlangsung dari bulan Mei dan berakhir pada bulan September. Pada bulanbulan tersebut bertiup angin Muson Timur atau Tenggara.
Akan tetapi karena luasnya wilayah, keadaan geografisnya berbedabeda termasuk kawasannya yang dibelah oleh garis khatulistiwa, maka perbedaan musim yang mencolok diantara satu tempat dan tempat lainnya pun sering terjadi. Seperti halnya di Palu (Sulawesi Tengah), Ambon (Maluku Tengah) dan semenanjung Kepala Burung (Irian Jaya), pada bulan Mei sampai September ternyata tidak berlangsung musim kemarau tetapi justru musim hujan. Disamping itu ada pula penyimpangan-penyimpangan lainnya seperti awal musim hujan yang terlambat atau justru mendahului sehingga seolaholah tidak ada musim kemarau dan sebagainya.
Pada umumnya curah hujan di Indonesia bagian Barat lebih besar pada di Indonesia bagian Timur. Dalam hal ini Maluku dan Irian Jaya termasuk daerah yang mendapat curah hujan yang cukup banyak. Kecuali di beberapa tempat tertentu, curah hujan di Indonesia rata-rata 2.000-3.000 mm setahun. Yang paling banyak terdapat di Tenjo, Baturadan, Jawa Tengah. Curah hujan disini mencapai 7.069 mm, yang paling sedikit terdapat di Palu, curah hujan disini hanya mencapai 547 mm.
Suhu udara berkisar dari 20°C-30°C. Meskipun demikian, perbedaan suhu udara ini tidak begitu berpengaruh pada kegiatan pertanian, karena keadaan suhu yang mengakibatkan kematian maupun bencana pada tanaman memang tidak pernah terjadi seperti diluar negeri. Dalam hal ini, ketinggian suatu tempat ternyata lebih berpengaruh. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah pula suhunya. Di berbagai daratan tinggi atau daerah-daerah yang dikelilingi pegunungan, suku malam hari pada musim kemarau kadangkadang menjadi sangat rendah.
Ada empat sifat dasar iklim Indonesia yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yaitu:
1. Suhu rata-rata tahunan tinggi sebagai akibat dari pada letak “dekat” khatulistiwa.
2. Ada hembusan angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau, sebagai akibat dari pada perbedaan tekanan udara di daratan Asia dan Australia. Letak Indonesia adalah diantara Benua Asia dan Australia.
3. Bebas dari hembusan angin Taufan karena kepulauan Indonesia sebagian terbesar terletak tidak lebih dari 10° LU atau 10° LS.
4. Kadar kelembaban udara senantiasa tinggi sebagai akibat dari pada sifat kepulauan. Luasnya lautan dan selat-selat serta suhu yang selalu tinggi, mangakibatkan jumlah penguapan selalu tinggi pula.
Pada musim kemaraupun dan di tempat yang terkenal paling kering pula kadar kelembaban udara selalu diantara 70-80%. Karena kadar kelembaban udara yang tinggilah iklim Indonesia disebut juga iklim tropik basah.
Disamping kelembaban udara yang tinggi, sifat kepulauan juga mengakibatkan tidak adanya perbedaan suhu yang besar (ekstrim) antara suhu maksimum dan suhu minimum. Laut mencegah adanya suhu ekstrim.
b. Sifat Unsur-unsur Iklim
1) Gerakan Angin
Gerakan angin pada umumnya di Indonesia adalah berupa angin musim. Angin dinamai sesuai dengan arah datangnya. Ada angin barat ( datang dari barat ) dan ada angin timur (dating dari timur). Gerakan angin musim itu sebenarnya berbeda dengan anggapan umum yang menyatakan bahwa enam bulan angin bergerak dari Australia ke Asia dan enam bulan lagi bergerak dari Asia ke Australia. Kenyataan menunjukkan bahwa paling tidak sampai ketinggian jujuh kilometer,arah dan kecepatan angin musim itu tidak tetap, seperti di dapatkan oleh Braak. Disamping gerakan umum angin, ada gerakan angin setempat, berupa
a) Angin darat yang berhembus pada pagi hari dari darat ke laut, sedangkan pada tengah hari berhembus angin dari Laut ke darat. Laut bersuhu lebih rendah dari pada daratan pada tengah hari dan lebih tinggi pada waktu subuh. Angin inilah yang dimanfaatkan penangkap ikan tradisional. Pada musim apapun gerakan angin setempat tetap ada hanya dengan intensitas.
b) Angin lembah-angin gunung. Di lembah-lembah pegunungan yang tertutup (terisolir) ada gerakan yang arahnya keatas pada siang hari, karena pemanasan matahari, sedangkan pada malam hari angin itu mengendap karena penurunan suhu sehingga Nampak mengakibatkan adanya kabut dan embun pada pagi hari (Inversi Suhu), suhu lapisan udara yang dibawah lebih rendah dari lapisan diatasnya. Pada waktu langit cerah di musim kemarau angin yang mengendap itu begitu rendah suhuya karena menyentuh muka bumi sehingga sampai terjadi pembekuan air. Angin semacam ini sering menimbulkan kerusakan pada perkebunan teh pada musim-musim kemarau yang cerah.
c) Angin terjun. Angin Angin yang telah melintasi pegunungan kemudian berhembus menuruni lereng. Angin yang bertiup kearah puncak pegunungan akan berkurang suhunya 0.5°C, setiap naik 100 m turun (proses adiabatik, perubahan suhu tanpa masukan dari luar). Angin seperti seperti ini terdapat sebenarnya dibanyak tempat. Tetapi yang terkenal hanya dibeberapa tempat saja, sehubungan adanya pengamatan dan dengan sifatnya yang merusak tanaman perkebunan.
d) Angin puyuh Republik Indonesia terletak diluar wilayah hembusan angin taifun, yang rata-rata berhembus dari 10° LU-10° LS kearah menjauhi khatulistiwa. Tetapi kadang-kadang bagian dari Republik Indonesia yang terletak pada ujung Utara seperti kepulauan Sangir Telaut atau ujung selatan seperti Pulau Timor Rote, bias juga kena “ekot” angin kencang itu. Tetapi kejadian ini jarang.
Lebih sering dijumpai angin kencang dan berpusing (angin putting beliung di beberapa daerah) yang sifatnya setempat. Kerugian yang diakibatkan oleh angin demikian itu cukup besar.
Angin putting beliung ini lazimnya berhembus pada bulan-bulan Pancaroba yaitu bulan Maret-April atau September-Oktober. Pada saat itu pemanasan setempat cukup tinggi, tetapi di daerah sekitarnya suhu masih tempat itu, sehingga angin hanya bias bergerak ke atas dan berputar.
2) Gerakah Suhu
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim, seperti terjadi pada daerah-daerah yang terletak diluar daerah tropik.
Suhu di Indonesia khususnya saat di daerah tropik umumnya berubah.
a) Dalam waktu 24 jam atau antara siang dan malam. Suhu terteinggi biasanya terdapat antara pukul 14.00-15.00. Sedangkan suhu terendah pada pukul 06.00-07.00.
b) Menurut ketinggian tempat. Di depan sudah pernah disampaikan bahwa kalau kita naik 100 m, suhu futon 0,5°C. Bogor yang terletak hampit setinggi 300 m diatas Laut, mempunyai suhu rata-rata tahunan kira-kira 1,5°C lebih rendah dari Tanjung Periuk, yang terletak di pinggir laut dengan ketinggian rata-rata 0 m dan suhu rata-rata tahunan 26°C. Adanya perairan seperti selat dan laut sangat besar pengaruhnya terhadap pengendalian suhu, sehingga tidak ada terdapat perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar seperti misalnya di Siberiaatau Mongolia yang terletak jauh dari lautan.
3) Curah Huajan
Banyak sedikitnya jumlah hujan yang jatuh di sesuatu daerah di Indonesia sangat bergantung pada hal-hal di bawah ini.
a) Letak Daerah Konpergensi Antar Topik (DKAT).
DKAT ini merupakan suatu “zone” atau daerah yang belar, dimana suhu udara sekitarnya adalah yang tertinggi. Karena itu pula DKAT ini disebut juga ekwator termal. Suhu tinggi ini menyebabkan tekanan udara di atas zone itu rendah. Untuk keseimbangan udara dari daerah yang bertekanan tinggi, bergerak ke daerah dengan tekanan udara rendah ini. Karena daerah bertekanan udara rendah itu adalah juga rendah dengan suhu udara tertinggi, gerakah udara dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah itu disertai pulak dengan gerakan udara naik, sebagai akibat dari pada pemanasan. Gerakan naik dari pada udara itu, membawa akibat menurunnya kembali suhu udara tersebut.
b) Bentuk Medan
Medan berbukti atau bergantung akan memaksa udara atau angin bergerak naik untuk bias melintasi punggung pegunungan. Inipun mengakibatkan suhu udara turun dan bersama dengan turunnya suhu itu pula kemampuannya untuk mengandung uap air turun. Tiap naik 100 m suhu akan turun 0,5°C. Sebagian dari uap air akan jatuh pula sebagai hujan (hujan orografi).
c) Arah Lereng Medan
Lereng Medan yang menghadap arah angin akan mendapat hujan lebih banyak dari pada lereng medan yang membelakangi arah angin (bayangan hujan) seperti kota Palu, Bandung. Kedua kota ini terletak di “batik” bukit dari arah datangnya angin pembawa hujan.
d) Arah Angin sejajar Arah Garis pantai
Kadang-kadang terdapat arah angin itu sejajar dengan arah garis pantai. Akibatnya suhu udara tidak berubah dank arena itu pula hujan tidak jatuh, contoh Pantai utar Jawa, pulau Madura, Pantai barat pulau Bali.
e) Jarak Perjalanan Angin di atas edan datar
Angin yang membawa hujan adalah angin yang berhembus dari atas perairan kea rah dataran. Kalau medan datar yang dilalui angin itu lebar, serta sifat permukaannya tidak berubah, hujan mungkin futon pada bagian medan dekat pantai dan selanjutnya tidak lagi ada hujan. Contoh gejala ini misalnya terdapat antara Tanjung Periuk-Cibinong karena itu gejala ini disebut juga gejala Cibinong.
c. Bentuk lain dari Air di Udara selain Hujan
Disamping hujan, air di udara bias mempunyai bentuk lain yaitu:
1) Awan
Awan bias menghalangi masuknya sinar matahari ke bumi. Misalnya pada musim penghujan. Kalau awan menghalangi sinar matahari untuk beberapa hari lamanya misalnya kita rasakan dingin. Awan bias juga menutupi muka bumi pada sore dan malam hari dapat menghalangi radiasi bumi. Ini menyebabkan kita merasa panas sesak. Suasana sesak banyak terjadi pada musim Pancaroba (sumuk, bahasa Jawanya). Sebaliknya apabila siang hari tidak ada awan penutup kita merasakan kerasnya sengatan matahari. Apabila udara cerah pada sore dan malam hari, pada subuh pagi hari terasa udara dingin. Malahan dipegunungan bias air menjadi beku, sehingga sering mendatangkan kerusakan tanaman.
2) Kabut
Kabut sebenarnya adalah awan yang melayang rendah. Kabut terbentuk di atas daerah rawa di dataran rendah, sejak sinar matahari mulai terasa panasnya yaitu disekitar pukul 10.00 biasanya. Kabut juga terdapat di daerah pegunungan terutama sesudah jatuh hujan. Kabut menutupi dataran rendah sejak pukul 09.00-10.00 pagi hari terutama dataran rendah yang masih banyak rawanya seperti disekitar r Palembang, Jambi, Pontianak.
3. Embun
Terjadinya embun sama saja dengan kejadian hujan. Karna penurunan suhu, kemampuan udara untuk mengandung uap air menurun pula. Uap menjadi cair penurunan suhu udara ini disebabkan karna sentuhan dengan benda dingin. Dengan demikian maka tingkat kemajuan geografi scat itu mencapai perkembangan selanjutnya. Tahun 1990an menjadi tonggak dalam geografi karma masa itu merupakan awal perkembangan yang sering disebut sebagai “revolusi kwantitatif dalam geografi”.
FENOMENA MANUSI (LINGKUNGAN SOSIAL)
Manusia sebagai makhluk social berbeda dengan makhluk-makhluk lain, baik secara individu maupun kelompok. Manusia merupakan makhluk yang berfikir, berbahasa, memiliki system peralatan dan kemampuan untuk mengakumulasikan pengetahuannya sebagai makhluk social sebahagian besar kelakuan manusia itu dibiasaknannya dengan belajar.
Tidak ada manusia yang hidup menyendiri secara terus-menerus, ia hidup bermasayarakat. Dan di dalam masyarakan tempat yang ia hidup itu, manusia harus berfikir sesuai dengan tata kelakuan yang telah diatur oleh masyarakat yang bersangkutan. Katakanlah dalam berbicara, misalnya cara makan, berpakain, melakukan ibadah keagamaan, rekreasi, berkendaraan, cara menyapa orang, berolahraga dan sebagainya. Semuanya mengandung tata kebiasaan umum berlaku.
Masalah Sosial
Sebagai makhluk social setiap individu manusia berkepentingan dengan individu-individu lain di dalam lingkungan kelompoknya dan di luar kelompok itu dalam kehidupan sehari-hari rasa kepentingan itu tersalurkan melalui proses sosialialisi dan interaksi. Yang dalam perkembangannya dapat mengalami berbagai keadaan. Dalam menentukan pilihan itu kadang-kadang terjadi benturan kepentingan diantara individu-individu itu satu sama lain.
Dengan pemahaman tentang kemungkinan timbulnya permasalahan social dan upaya mengatasinya diharapkan kita dapat hidup berdampingan secara damai, baik di tempat kita bekerja maupun dalam masyarakat tempat kita tinggal. Apakah yang dimaksud dengan masalah social dalam pergaulan hidup kita mengalami berbagai keadaan dan gejala yang amat bervariasi. Secara umum keadaan yang kira-kira menjadi keinginan pada dasarnya tercapai suatu pergaulan yang harmonis sesame anggota masyarakat.
Jenis-jenis Masalah Sosial
Sistem nilai yang berlaku masyarakat dapat merupakan suatu ukuran kepincangan-kepincangan dalam kehidupan, sehingga dianggap merupakan masalah social, walaupun demikian bagi masyarakat lain tidak merupakan masalah social.
Beberapa masalah social yang terpenting ialah:
a. Masalah kependudukan
Menurut hasil sensus tahun 1980 penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah 147.383.075 jiwa, dengan laju pertambahan 2,34 % setahun. Indonesia menghadapai dua masalah pokok kependudukan yaitu: masalah penyebaran penduduk yang tidak merata dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.
b. Kemiskinan
Masalah kemiskinan berlaku relative, tergantung pada taraf kehidupan masyarakat modern, miskin itu karena tidak terpenuhinya seluruh kebutuhannya, tetapi bagi masyarakat yang sederhana kemiskinan itu karena mereka tidak dapat memnuhi kebutuhan primernya, seperti makanan, pakaian, perumahan.
c. Kejahatan
Kejahatan berhubungan dengan organisasi-organisasi social dimana kejahatan itu terjadi. Proses-proses yang menyebabkan seseorang itu menjadi jahat ialah adanya bentuk proses imitasi dan pelaksanaan peranan.
KEMAJEMUKAN AGAMA RAS DAN ETNIK
I. Keanekaragaman Suku Bangsa
Koentjaraningrat mengemukakan suku bangsa dalam bahasa Inggris ethmic group adalah kesatuan social yang dapat dibedakan dari kesatuan social lainnya berdasarkan kesadaran akan identitas dan perbedaan akan kebudayaan terutama bahasa. Dalam bentuk lain dapat dikatakan bahwa suatu suku bangsa merupakan sekelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan.
Demikian juga halnya dengan persamaan asal-usul suku-suku bangsa yang ada di Indonesia banyak dikemukakan dalam bentuk mitologi yang terus dipercayai sebagai suatu kebenaran. Mitologi merupakan kesusastraan suci yang mengandung berbagai konsepsi dodeng tentang kehidupan yang baik. Pengertian lain mengenai suku bangsa yang sering digunakan para ahli ilmu social, suku bangsa merupakan kelompok sisial tertentu yang para anggotanya memiliki kesamaan, corak dan gaya yang secara historia di dasarkan kepada bentuk fisik yang dilihat dan nilai-nilai budaya yang sama. Kebersamaan dalam suku bangsa yang dimaksud meliputi:
a. Kebersamaan aka nasal-usul atau nenek moyang yang sama
b. Kebersamaan dala kebiasaan atau budaya
c. Kebersamaan dalam kepercayaan atau keyakinan
d. Kebersamaan dlam bahas (bahasa daerah)
e. Kebersamaan dalam nilai-nilai budaya atau ethos
2. Keanekaragaman agama dan aliran kepercayaan
Disamping keanekaragaman suku bangsa dan ras Indonesia juga memiliki keanekaragaman dalam hal agama dan aliran kepercyaan. Di Indonesia ada 5 agama besar, yakni agam islam, Kristen katolik, Kristen protestan, hindu dharma budha, ditambah sejumlah 160 aliran kepercayaan yang diakui. Emosi religious akan menyebabkan suatu benda, tindakan, gagasan menjadi bernilai sucisehingga dianggap berkeramat.
Sistem upacara religious menjadi sangat penting sebagai salah satu unsure dalam religi, karena meliputi:
a. tempat upacara religi dilakukan seperti di gereja, masjid, langgar, surau, kuil, pura, candid an lain-lain.
b. Berkurban, yaitu melakukan kurban berupa seekor hewan peliharaan yang disajikan kepada yang diyakini
c. Berdoa, seperti yang dilakukan umat islam dan Kristen
d. Beribadah, seperti sembahyang dilakukan oleh umat islam dan kebaktian yang dilakukan oleh umat Kristen
e. Makan bersama seperti yang dilakukan pada acara kenduru atau selamatan f. menari seperti yang dilakukan pada upacara pemujaan
g. Berprosesi seperti pawai yang dilakukan untuk mengiringi benda-benda pusaka
h. Berpuasa seperti yang dilakukan oleh umat islam dan kristen pada waktu tertentu
i. Bertapa seperti yang dilakukan mengasingkan diri dari keramain dalam waktu tertentu untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa
Aliran kepercayaan adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang hanya berpedoman kepada teladan dan upacara-upacara leluhur yang turuntemurun. Dalam membedakan agama dan aliran kepercayaan secara tegas ada baiknya ditelusuri melalui kedudukannya di Indonesia tentang kehidupan agama yang dia ataur dalam pas 29 UUD 1945 yang menyatakn :
Ayat1 : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Ayat 2 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing .
Sumber: Bahan Perkuliahan Konsep Dasar IPS Oleh Tiem Dosen Universitas Negeri Medan
.
.
.
1. Membuat film dokumenter dengan tema "Film Dokumenter Desaku".
2. Tujuan pembuatan film dokumenter:
a. Untuk menyampaikan kepada masyarakat luar keanekaragaman di Desa.
b. Untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat di Desa.
c. Untuk menambah pengetahuan dan referensi film dokumenter desa.
3. Materi yang disampaikan dalam film dokumenter:
a. Dimana desa berada?
b. Siapa saja masyarakat yang tinggal didalamnya?
c. Bagaimana masyarakat mencukupi kehidupan sehari-harinya, bisa diadakan wawancara mendalam kepada salah satu warga, seperti contoh.
d. Apa saja kelebihan destinasi wisata/hasil bumi/hal yang paling dikenal oleh masyarakat umum yang ada pada desa.
e. Kapan film ini dibuat.
f. Kendala atau kesulitan masyarakat dan harapan untuk kedepannya.
4. Tugas dikerjakan secara berkelompok maksimal 3 orang dengan tempat tinggal yang saling berdekatan/menyesuaikan.