KETERAMPILAN
DASAR ILMU – ILMU SOSIAL
Ilmu
– ilmu social (Socia Sciences) dapat diartikan sebagai bahagian ilmu
pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota
masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Maekenzie.
Norman
91968 : 7 bahwa social sciences are all the academic disciplines which deal
with men in their social context. Jadi dengan demikian tiap ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat,
termasuk bagian ilmu – ilmu social.
Manusia adalah suatu dinamika. dinamika ini tidak pernah aberhenti,
melainkan tetap aktif.
Dinamika
manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan dunia
lingkungannya (Drijarkara, 1969 : 44).
Dinamika manusia merupakan ungkapan hakekat jiwa manusia sebagai makhluk
yang berakal – budi (homo sapies) dan sebagai makhluk social. Hakekat inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya di permukaan bumi.
Pengembangan
akal – budi manusia dengan relasi social inilah yang telah menyebabkan keadaan
kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan dewasa ini. Pengembangan dan
pemanfaatan akal – budi manusia, telah menghasilkan apa yang kita istilahkan
sebagai kebudayaan, kemampuan budaya dan kemampuan memanfaatkan pengetahuan
kebudayaan manusia telah membantu meningkatkan kesejahteraan manusia itu
sendiri. Pengungkapan budaya dalam bentuk benda materi dan non materi, telah
mengembangkan kehidupan kelompok manusia menjadi kelompok social yang luas.
Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudyaan, telah lebih mengembangkan
akal – budi manusia dalam mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya, sehingga
lebih memperlancar pemanfaatan segala sumber daya yang ada di sekitarnya.
Bahasa menjadi dasar pendorong terungkapnya pikiran dan perasaan manusia yang
menghasilkan ilmu pengetahuan.
Cara
berfikir yang dilakukan manusia secara sistematis, telah menghasilkan ilmu
pengetahuan. Sebaliknya, perkembangan ilmu pengetahuan telah pula I,
mengembangkan dan meningkatkan cara berfikir. kemajuan ilmu pengetahuan menjadi
dasar perkembangan dan kemajuan teknologi. Melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia telah dapt memanfaatkan sumber daya untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
Manusia
sebagai makhluk biologis, dalam pertumbuhan hidupnya memerlukan kebutuhan
jasmaniah. Kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan sejak ia lahir, seperti
makan, minum, perlindugnan terhadap cuaca buruk. Selanjutnya pemenuhan
kebutuhan ini mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.
kelangsungan
hidup manusia sebagai makhluk social, tidak dapat dilepaskan dari kemampuan
mengatur kebijaksanaan dalam kelompok. Disini kelihatan jelas bahwa manusia
adalah makhluk yang berpolitik yang mampu mengatur ketentraman, kebijaksanaan,
dan kesajahteraan bersama dengan kelompoknya masing – masing, mulai dari keluarga,
warga desa, sampai ke tingkat bangsa dan Negara.
Selanjutnya,
manusia sebagai makhluk social, juga memiliki sikap, kemampuan, emosi, dan
potensi – potensi kejiwaan lainnya, yang dapat berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat. manusia merupakan makhluk yang memiliki potensi kejiwaan yang
dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan semangat kelompoknya. Gejala dan
kemampuan psiko-sosial yang dimiliki manusia, membedakan manusia dengan makhluk
lainnya.
Interelasi
dan interaksi social manusia sesamanya, diatur serta dikembangkan oleh aturan –
aturan, nilai – nilai dan pranata – pranata tertentu. Aturan – aturan dan
keteraturan inilah yang menjaga dan mempertahankan kelestarian hidup manusia.
manusia adalah makhluk yang mengenal hukum dan peraturan. Manusia adalah
makhluk pencipta dan pengabdi hukum.
Dari
uraian diatas, terungkaplah hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika.
dinamika itu mengungkapkan bahwa manusia bukan makhluk biologic semata – mata,
melainkan juga makhluk social – budya – ekonomi – politik – hukum – psikologik
dan seterusnya. Aspek –aspek itu terdiri dari interaksi social, budaya,
kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan,
geografi dan sebagainya. Aspek – aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan
seperti sosiologi, Antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum,
psikologi social, geografi, dan sebagainya (Nursid Sumaatmadja, 1980 :
33).
Sebahagian
kita maklutni bersama, ilmu – ilmu pengetahuan tersebut di atas bahwa ini berkembang
menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. ilmu
harus benar – benar ilmiah mengumpulkan konsep –konsep dan hukum – hukum umum,
megnembangkan ruang lingkup pengetahuan. Di dalamnya dikembangkan saling
hubungan antarkonsep, membentuk generalisasi dan teori – teori yang
dikembangkan melalui observasi dan eksperimen yang tekun dan terus menerus
diuji melalui observasi dan eksperimen kembali (riset).
Setiap
disiplin ilmu memiliki struktur. Menurut Jarome S. Braner, struktur ilmu
menyangkut saling berhubungan antara ide – ide dasar dari disiplin ilmu yang
bersangkutan. Ia memiliki dua dimensi, yaitu :
1.
Dimensi konseptual, meliputi konsep –konsep tertentu, prinsip – prinsip,
generalisasi, pengertian dan ide –ide yang mendasari disiplin ilmu yang
bersangkutan.
2.
Dimensi metodelogis,meliputi pengorganisasian, metode penelitian, pendekatan
yang ditentukan oleh disiplin ilmu yang bersangkutan.
Setiap
disiplin ilmu memiliki strukturnya masing – masing, ia memberikan batas atau
ruang lingkup bagi suatu disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.
Strktur merupakan konsep pedagogis dan
perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide – ide
dari ilmu yang dimaksud. objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah
melayani atau memenuhi keperluan anak didik untuk hari depannya. Adapun dua
cara untuk itu, yaitu : (1) pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum
sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak di dalam masyarakat, (2) pemindahan/transfer
prinsip – prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekedar untuk
memperoleh keerampilan, tetapi untuk mendapatkan ide – ide dasar dan ide – ide
umu yang dapat dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat. Tipe
transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui
IPS, syarat untuk itu antara lain
penguasaan struktur ilmu / ilmu – ilmu yang hendak dihayati (Kosasih Djahiri,
1982/1983 : 8).
Hal
tersbut diperlukan agar anak didik menerapkan ide – ide yang telah dihayatinya
kepada situasi baru yang dihadapi. Makin mendasar ide – ide yang dimiliki itu,
makin besar kemungkinan penerapannya kepada masalah yang lebih luas.
Ide
kepada penguasaan struktur itu berdasarkan proporsi berikut:
1.
Apa saja dapat diajarkan kepada siapa saja tingkat (umur) mana saja.
2.
Sebagian besar dari belajar dengan efektif berupa belajar menentukan (Discoveri
learning). Sebab dengan itu dapat: (1) meningkatkan lebih baik, (2) mentransfer
hasil belajar kepada masalah dan subjek lain, (3) mengembangkan kepercayaan
kepada diri sendiri (self confident) melalui kekuatan sendiri.
3.
proses belajar adalah sama pada setiap tingkat umur.
4.
kurikulum harus berdasarkan struktur disiplin ilmu (Jerome S. Bruner).
Sebagai
guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu – ilmu social
(social sciences) sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup
bahasanya, objek yang dipelajari, metode dan pendekatan dari tiap – tiap
disiplin ilmu social tersebut. Dengan mengetahui dan menguasai pengetahuan dan
ilmu – ilmu social, bahasan/topik – topik IPS baik berupa konsep, prinsip,
generalisasi, teori maupun fakta – fakta yang bersumber dari masyarakat dapat
dibahas lebih mendalam.
Untuk
selanjutnya Anda diajak untuk melihat kemampuan – kemampuan dasar dari setiap
disiplin ilmu social dalam melaksanakan tugas sebagai guru, khusus guru IPS di
Sekolah Dasar.
Kemampuan / keterampilan
dalam ilmu Geografi
Sebelum
kita membicarakan keterampilan dasar ilmu geografi, perlu diketahui pengertian,
hakikat, ruang lingkup, objek studi dari ilmu geografi. Pada modul 2 yang Anda
pelajari, Anda sudah mengatahui mengenal serta memahami konsep – konsep dasar
dari ilmu social, termasuk kedalamnya konsep – konsep dasar geografi.
Banyak
pengertian geografi yang dikemukakan oleh ahli geografi terdahulu. Geography is
that character discipline thatseeks to describe and interpret the character
from place of the earth as the world of man.
Pada
bahasan ini Hartshorne menekankan kepada karakter variable dari suatu tempat ke
tempat lainnya sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Dalam hal ini geografi
sebagai bidang ilmu mencari penjelasan dan interprestasi tentang karakter tadi
sebagai hasil interkasi faktor – faktor geografi yang mencarikan tempat –
tempat dipermukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia ke dalam interaksi itu
termasuk pemanfaatan sumber daya lingkungan oleh manusia bagi kepentingan
hidupnya.
Pengertian
lainnya oleh panitia Ad Hoc Geografi (ad Hoc Commite on Geography, Hagett, 1975
: 582) geografi menekankan kepada penjelasan bagaimana lingkungan fisik
dipermukaan bumi terorganisasi dan bagaimana tersebar di permukaan itu dalam
hubungannya dengan gejala alam tersebut dan dengan sesama manusia.
Pengertian
geografi yang kedua ini tidak bertentangan
dengan yang dikemukakan pertama, bahkan saling memperkuat. sifat khas
tempat – tempat di permukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia, tidak dapat
dilepaskan dari karakter lingkungan fisik yang memberikan peluang kepada
penyebaran umat manusia dengan corak kehidupannya. Dengan demikian studi
geografi tidak terlepas dari kenyataan kehidupan manusia di permukaan bumi
sebagai hasil hubungan manusia dengan faktor – faktor geografi tadi, memberikan
cirri – cirri khas kepada tempat – tempat sebagai dunia kehidupan manusia.
Pakar
– pakar geografi Indonesia pada seminar dan lokakarya penelitian kualitas
pengajaran geografi di Semarang tahun 1988, telah merumuskan konsep georgrafi
sebagai berikut:
Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Konsep
geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi
objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya
merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas: Atmosfer (lapisan udara).
lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan
biosfer (lapisan kehidupan).
Pada
konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang
kewilayahan atau kelingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan.
persamaan dan perbedaan tadi tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari
unsur – unsur geografi yang membentuknya. Disini geografi melihat dan
mempelajari wilayah – wilayah di permukaan bumi yang tersebar lingkungan –
lingkungan geografi tertentu yang menunjukkan system kewilayahan (regional
system) dan system lingkungan (ekosistem) tertentu. Dari sekian system
kewilayahan dan system lingkungan tadi sudah pasti terdapat persamaan dan
perbedaan gejala, bahkan keunikan di wilayah – wilayah atau eosistem tadi
(Nursid Sumaatmadja, 1990 : 19).
Dari
konsep geografi yang terakhir ini, dimanakah kedudukan manusia? dan
bagaimanakah kegiatan studi geografi dengan kepentingan manusia yang
memanfaatkan geosfer sebagai dunia kehidupannya? Jawabnya adalah bahwa manusia
sebagai salah satu unsure geografi yang menjadi objek studi geografi, ada dalam
konteks biosfer. Hanya dalam hal ini sebagai unsure pokok dalam geografi merupakan
faktor paling dominan terhadap faktor
atau unsur geografi alinnya (man ecological dominant).
Dengan
demikian, apapun yang menjadi objek studi (udara, batuan, air, makhluk hidup,
dan sebagainya) selalu dihubungkan dengan kedudukan dan kepentingan hidup
manusia. Dengan demikian dapat
diketengahkan bahwa pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang
aspek – aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam
dan kehidupan umat manusia dengan varias kewilayahannya. Dengan perkataan
lain, pengajaran geogradi merupakan
hakikat geografi yang diajarkan di sekolah yang di sesuaikan dengan hakikat
perkembangan mental anal anak pada jenjang pendidikan masing – masing.
Sebagai
ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu
sendiri, yaitu meliputi:
1.
Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia.
2.
Penyebaran umat manusia dengan variable kehidupannya.
3.
Interkasi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan
variasi terhadap cirri khas tempat – tempat di permukaan bumi.
4.
Kesatuan regional yang merupakan perpaduan anatara darat, perairan, dan udara
di atasnya,
Dari
hakikatnya dan ruang lingkup pengjaran geografi yang telah dikemukakan diatas,
menjadi jelas di mana materi geografi adalah
kehidupan manusia di masyarakat, alam lingkungan dengan segala sumber
dayanya, region – region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi.
Selain gejala – gejala kehidupan yang langsung terjadi dipermukaan bumi, buku –
buku dan kepustakaan lain yang berkenaan dengan gejala tadi, menjadi sumber
yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi. Dalam hal penggalian dan
pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan manusia dan hasil interaksi factor – factor geografi sebagai
sumber materi geogragfi, dari guru dituntut kemampuan dan keterampilan
melakukan seleksi terhadap materi tadi, sehingga apa yang diproses dalam
belajar mengajar menjadi efektif dan efisien sesuai dengan tingkat perkembangan
anak didik. Disini ternyata bahwa kemampuan dasar guru geografi berkenaan
dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat perkembangan
mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana
tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam tujuan – tujuan khusus sampai kepada tujuan yang
operasional. Tujuan instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada
pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian tujuan instruksional pengajaran
geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada pelaksanaan pengajaran
geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai keterampilan yang
mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran, maka pencapaian tujuan pembelajaran itu
akan lebih diresapi oleh siswa, sehingga kesannya akan tahan lama.
Kembali
kepada tujuan pengajaran / tujuan instruksional khusus berisi perilaku yang
harus dicapai melalui proses belajar – mengajar dengan pendekatan keterampilan
proses dapat mengacu kepada teori Bloom dan kawan – kawan tentang tujuan
pendidikan. Herarkki tujuan pendidikan dikelompokkan ke dalam tiga
dominan/matra, yaitu (1) matra kognitif, (2) matra efektif, (3) matra
psikomotorik. Herarki Bloom ini diterapkan pada tujuan instruksional, dalam hal
ini tujuan instruksional geografi. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang harus kita realisasikan, melalui pendidikan termasuk pendidikan geografi,
menciptakan manusia Indonesia yang seimbang tingkat kognisi, efeksi, dan psikomotornya,
maka pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran haruslah berlangsung secar seimbang pula.
Sebagai
guru yang professional, selain mampu menguasai materi yang akan diajarkan
kepada para siswanya, ia juga harus mampu mentransferkan sehingga hasil belajar
siswa dapat optimal. Disimian diperlukan keterampilan guru untuk memilih metode
yang tepat, dapat menggunakan sumber belajar, dapat membuat dan menggunakan
alat bantu / media dan alat peraga, mamu menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan lain sebagainya.
Baiklah,
secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi
berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1.
Metode Pembelajaran
Sesuai
dengan hakekat dan ruang lingkup bahasa geografi, maka pengajarn geografi dapat
dilaksanakan di dalam kelas dan diluar kelas. Banyak metode pembelajaran yang
dapat dilakukan di dalam kelas, seperti metode ceramah, -ceramah bervariasi,
tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok, dan sebagainya.
sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, seperti emtode tugas
belajar, dan metode karyawisata. Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran
yang paling baik. Tiap metode mempunyai kelebihan/kebaikan dan ada
kekurangannya. Pada pelaksanaan-nya, semua metode tadi diterapkan secara
kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan
instruksional/pembelajaran yang harus dicapai. Di sinilah kemampuan /
keterampilan guru untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling efektif.
2.
Penggunaan Sumber Belajar
Sebagaimana
yang sudah dikemukakan di atas, bahwa sumber belajar geografi dapat berupa
fenomena / gejala – gejala yang ada di sekitar / lingkungan (baik di lingkungan
alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku – buku, majalah, surat
kabar, dan media elektronika lainnya yang berhubungan degnan materi/topik
bahasan geografi. Pada umumnya guru – guru hanya menggunakan buku sumber
sebagai sumber belajar, padahal buku sumber hanya salah satu dari sumber
belajar yang dapat dilakukan guru. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala
– gejala yang ada disekitarnya, proses belajar – mengajar geografi akan lebih
menarik perhatian siswa dan tidak membosankan. Disinilah diperlukan kemampuan/keterampilan guru agar
supaya hasil belajar siswa dapat optimal.
3.
Penggunaan media/alat pembelajaran
Bagaimanapun
kondisi dan situasinya, penerapan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar, tidak dapat dilepaskan dari penggunaan media pengajaran yang sesuai
dengan teknik – teknik mengajar serta tujuan instruksional yang ingin dicapai.
Pengajaran geografi, hakikatnya adalah pengajaran tentang gejala – gejala
geografi yang tersebar dipermukaan bumi. Untuk memberi citra tentang penyebaran
dan lokasi gejala – gejala tadi, anak didik (lebih – lebih SD) tidak mungkin
hanya mendengarkan ceramah, berdiskusi atau tanya jawab saja, melainkan harus
mengamati secara langsung.
Gejala
/ fenomena yang ad disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala / fenomena
kehidupan manusia, selain sebagai sumber belajar, dapat juga dijadikan media
pembelajaran geografi tidak dapat hanya diceramahkan, didiskusikan atau
dijadikan tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan diragakan.
4. Menciptakan
suasana belajar yang kondusif
Menciptakan
suasana belajar yang dapat merangsang / memotivasi kegiatan belajar aktif,
sehingga keterlibatan siswa dalam prose belajar – mengajar akan menghasilkan
penccapaian belajar yang penuh makna (meaningful learning). Di sini diperlukan
kemampuan guru untuk emnciptakan suasana belajar yang tidak mencekam, tidak
perlu kaku dan juga tidak perlu yang terlalu bebas yang menimbulkan suasana
belajar malah tidak terkendali.
Kemampuan / Ketermpilan
dalam ilmu Sejarah
Sama
halnya dengan bahasan kemampuan/keterampilan dalam ilmu geografi di atas, ini
akan kita bicarakan secara singkat mengenai disiplin ilmu sejarah dan kemampuan
mentransferkan ilmu tersebut kepada para siswa. Sejarah atau ilmu sejarajh dapt
diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang
menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan metode – metode
tertentu yang dapat dipercaya
(Fairchild, H.P, 1964 : 141). Sejarah berarti menceritakan atau kisah,
kejadian atau peristiwa dan studi atau ilmu pengetahuan tentang cerita yang
benar – benar telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lain (H. Ismaun,
1992 : 22). Pada hakikatnya sejarah itu adalah suatu konsep tentang waktu yang
lallu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya. Akan tetapi inti sejarah adalah
perubahan.
Apakah
yang menjadi objek atau bidang kajian serta ruang lingkup sejarah? menurut
H.Ismaun (1992, : 30 -31), sebagai berikut: Dalam arti luas objek studi sejarah
adalah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala sesuatu yang
pernah terjadi dalam kehidupan umat manusia, dan semua gejala alamiah.
Sedangkan sejarah dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari
saat adanya dan kehadiran makhluk manusia di dunia. Kehadiran manusia itu
adalah dalam masyarakat.
Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah gambaran masa lampau
tentang manusia sebagai makhluk social dan lingkungan hidupnya, yang disusun
secara sistematis dan logis yang meliputi urutan fakta – fakta pada masa
lampau, dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan
kepahamana tentang apa yang telah berlaku.
Berikut
ini tentang apa yang dimaskud dengan fungsi dan peran sejarah? Sesuai dengan
ruang lingkup bidang studinya tugs ilmu sejarah adalah menyelidiki dan mengkaji
segala peristiwaa dan proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat manusia
dengan segala aspeknya, rangkaian sebab dan akibatnya, fungsi dan peran – serta
arti atau makna dalam kehidupan manusia.
Selain
mengumpulkan fakta – fakta mengenai peristiwa – peristiwa dan fenomena –
fenomena dalam masyarakat manusia pada masa yang lalu, juga dapat
memperhitungkan kemungkinan – kemungkinan, kecendrungan – kecendrungan pada
masa yang akan datang. Sedangkan tujuan ilmu sejarah adalah untuk memahami masa
lampau dan memelihara pengetahuan tentang masa lampau tersebut. Dengan memahami
masa lampau kita dapat memahami masa kini dan perspketif kecendrungan atau
perkembangan dimasa yang akan datang.
Berikutnya
sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat menguasai
disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan
instruksional/pembelajaran, ia harus mempunyai keterampilan untuk
mentransferkan materi/topik bahasan kepada siswa – siswanya. Khusus untuk
mentransferkan materi/topik bahasan bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal diperlukan berbagai
kemampuan/keterampilan guru itu sendiri, seperti memilih dan menemukan metode
pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber, memilih dan menggunakan
media/alat pembelajaran, menceritakan kondisi situasi, suasana belajar yang
mendukung siswa aktif dan sebagainya. Tentunya keterampilan – keterampilan yang
perlu dimiliki guru anatara satu dengan yang lain harus saling
menunjang/mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Untuk
memilih metode pembeljaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan
berbagai segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin
dicapai, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang ada, bahkan kemampuan guru
itu sendiri, dan sebagainya. Satu hal yang mendapatkn perhatian guru, termasuk
guru yang mengajar sejarah adalah anak/siswa dapat terlibat langsung secara
aktif dalam kegiatan belajar – mengajar. Agar supaya kegiatan belajar –
mengajar dapat mengarah kepada cara penerapan CBSA, diperlukan keterlibatan
secara terpadu, berkesinambungan dan berkeseimbangan hal –hal sebagai berikut.
(1) mengarah pada jenis interaksi belajar – mengajar yang optimal, (2) menuntut
berbagai jenis aktifitas peserta didik, (3) strategi belajar – mengajar yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, (4) menggunakan multi metode, (5)
menggunakan media yang bervariasi, (6) mengarah kepada multi sumber belajar,
(7) menutup perubahan kebiasaan cara guru mengajar.
Metode
yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran, dan sebagainya. Karena
sumber belajar sejarah selain sumber tertulis (buku-buku literature, brosur,
dokumentasi), juga berupa peninggalan – peninggalan (prasasti, candi, istana –
istana dan sebagainya), maka metode karyawisata harus benar – benar
dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Sebab kalau tidak, tujuan
pembelejaran tidak tercapai, karena kegiatana semacam ini hanyalah piknik
belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan tampat – tempat peninggalan
sejarah atau benda – benda bersejarah yang ada disekitar kita, baru bejarak
lebih jauh, jangan dibalik. Yang jauh dapat dikunjungi, sedangkan yang ada
disekitar kita anak/siswa tidak mengetahuinya.
Kmampuan / Keterampila
dalam Ilmu Ekonomi
Selain
sebagai seorang guru ekonomi atau guru yang mengajarkan ekonomi harus
mengetahui dan menguasai konsep –konsep, prinsip – prinsip, teori, yang
merupakan topik bahasannya, Untuk itu secara singkat kita akan bicarakan
mengenai pengertian ekonomi sasaran atau objek, metode/pendekatan, tujuan dari
ilmu ekonomi.
Banyak
para sarjana yang telah mendefnisikannya, apa ilmu ekonomi itu. Diantara
definisi yang satu dengan definisi yang lain kadang – kadang berbeda. albert L.
Myers, ia mnegmukakakan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasaan kebutuhan manusia. Kemmudan Prof. DR, J.
L. Mey berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang memperlajari
usaha manusia kea rah ke makmuran. Sedangkan Brown, G.D mengenmukakan bhawa
ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia mememnuhi kebutuhan
materinya melalui pranata –pranata. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal
dan tenaga kerja yang terbatas.
Dari
definisi diatas, walaupun kata – katanya adaperbedaan, akan tetapi intinya
adalah sama yaitu disatu pihak mengemukakakn tentnag adanya kejarangan /
kelangkaan akan barang – barang dan jasanya. Kebutuhan manusia akan jumlahnya
tidak terbatas. Dilain pihak barang – barang dan jasa – jasa sebagai alat
pemuas kebutuhan, walaupun jenisnya sangat beragam akan tetapi secara relative
adanya terbatas. Di samping terbatas, suatu barang kadang – kadang mempunyai
penggunaan yang relative, artinya suatu barang dapat dipergunakan untuk
memenuhi bermacam – macam kebutuhan. Contoh, sekaleng minyak tanah selain dapat
digunakan mengisi kompor untuk memasak, juga dapat dipergunakan untuk mengisi
lampu untuk keperluan penerangan. Oleh karena itu manusia harus memilih salah
satu dianatara dua atau beberapa
alternative pengguanaannya yaitu alternative yang mempunyai daya guna yang
paling besar. Tindakan memilih seperti ini yang dikemukakan itu yang disebut
tindakan ekonomi. Agar pilihan kita merupakan pilihan yang paling
menguntungkan, maka dalam melakukan tindakan ekonomi itu kita harus menggunakan
prinsip – prinsip ekonomi. Secara umu, prinsip –prinsip ekonomi dapat dikatakan
bahwa dengna pengorbanan tertentu seseorang brusaha untuk memperoleh hasil yang
sebesar – besarnya atau dengan pengorbanan yang sekecil – kecilnya untuk
seseorang berusaha untuk mencapai hal tertentu.
Jadi
jelas yang menjadi persoalaan di dalam ilmu ekonomi ialah bahwa manusia di
dalam usahanya yang memenuhi kebuthan selalu menghadapi ketidakseimbangan
antara banyaknya kebutuhan dengan banyaknya barang – barang dan jasa – jasa
yang tersedia dengan kata lain bahwa kebutuhan terhadap barang – barang dan
jasa – jasa tidak terbatas sedang sumber – sumber, baik sumber alam maupun
sumber daya manusia terbatas.
Apa
tujuan dari ilmu ekonomi? Sebagai tujuan ekonomi adalah: (1) untuk mencari
pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi baik hubungan yang bersifat
kausal maupun hubungan yang bersifat fungsional, (2) untuk menguasai peristiwa
tersebut dan untuk dapat mengatasi masalah – masalah ekonomi yang kita
hadapi.
Sudah
menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya aam dipermukaan bumi tersebar tidak
merata, bahkan di wilayah – wilayah tertentu sumber daya tertentu dapat
dikatakan langkah atau sama sekali tidak ada. Melalui pranata – pranata yang di
ciptakan manusai dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya
diusahakan dapat memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya kebutuhan ini berbentuk
pertanian, perternakan, perindustrian, perdagangan, serta jasa – jasa
lainnya.
Setelah
kita mengetahui dan memahami tentang disiplin ekonomi, tentunya bagi seorang
guru ekonomi atau guru yang mengajarkan ekonomi di tuntut untuk dapat
mentrasnfer konsep –konsep. Teori – teori yang mrupakan topik bahasan ekonomi
kapada anak didik / siswanya. Untuk dapat mencapa tujuan instruksional/
pemelajaran secara optimal dibutuhkan beberapa ketermapilan yang harus dimiliki
oleh guru tersebut. Guru harus menciptakan suasana belajar yang merangsang /
emndiring siswa untuk belajar, mencari, dan menemukan sendiri. Dengan demikian
hasil belajr siswa akan lebih melekat dan tahan lama.
Kita
sebagai makhluk yang bermasyarakat, dalam kehidupan sehari – hari tidak dapat
terlepas dari kehidupan bermasyarakat.
Baik secara luas maupun terbatas, Kita harus berhubungan dengan orang
lain diluar diri kita masing – masing. Hubungan – hubungan tadi merupaka
tuntutan dasar untuk memenuhi kebutuhan kita di masyarakat. Tiap hari kita
mengalami dan menyatakan fragmen – fragmen kehidupan di masyarakat, baik yang
secara lanngsung menyangkut pribadi kita, maupun yang tidak langsung mengenai
kehidupan kita. Kita menyaksikan proses, gejala dan masalah kehidupan. Melalui
bacaan da pendengaran, kita juga dapat mengikuti proses tadi ditempat lain luar
jangkauan mata. Dapat tidaknya mengerti dan menghayati proses kehidupan tadi,
sepenuhnya bergantung pada ketajaman panca indra, pengematan, dan pengetahuan
yang ada pada diri kita masing – masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi
pula oleh minat, perhatian, dan keingintahuan yang hidup pada diri kita. Hal
ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita msing – amsing sebagai hasil
pengaruh dan kerja sama kondisi psiko – biologis, lingkungan dan pendidikan
kita. Jadi merupakan hasil keseluruhan system pribadi kita masing –
masing.
Untuk
selanjutnya kita akan melihat penerapan ketermapilan dasar IPS dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk ini kita melihat dari beberapa aspek, seperti keterampilan
mental, keterampilan personal dan ketermapilan social.
1.
Keterampilan Mental
Sebelum
kita bicara keterampilan mental, terlebih dahulu kita pertanyakan, Apakah yang
dimaksud mental itu
Ada
yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi system nilai atau pandangan hidup
dan sikap (value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang
abstrak yang dianut oleh sebagian besar masyarakat mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang sepele, apa yang berharga dan apa
yang kurang berharga, dan sebagainya. Misalnya orang – orang dalam suatu
masyarakat memandang atau menilai bahwa hidup berkumpul di tempat kelahiran
bersama dengan seluruh keluarga dan kerabat adalah lebih baik dari pada
merantau seorang diri. Tetapi ada juga yang orang – orang dalam suatu
masyarakat memandang atau menilai bahwa justru kemauan dan keberanian merantau
adlaah lebih baik dan harus dimiliki oleh setiap pemuda dari pada kesenangan
hidup menetap di tempat kelahiran sampai ia meninggal dunia.
2.
Keterampilan Personal
Manusia
lahri ke permukaan bumi sebagai satu kesatuan biologic atau sebagai individu
yang belum mendapat pengaruh lingkungan di sekitarnya. Secara biologic manusia
terus berkembang dan mendpat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Kalau
individu itu telah mendapat pengaruh lingkungannya, maka ia disebut person atau
suatu pribadi. Person atau suatu pribadi adalah manusia yang telah menjadi
anggota masyarakat atau telah menjadi anggota di masyarakat Manusia sebagai
individu memiliki potensi – potensi yang dapat berkembang melalui proses
pendidikan. Proses pendidikan terjadi pada lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat. Akibat dari proses pendidikan disertai penanaman nilai –
nilai / norma – norma social budaya maka terjadi person atau pribadi yang
memiliki kepribadian (personality).
Mengenai
kepribadian (personality). banyak yang berpendapat atau yang mengaartikan
istilah kepribadian tersebut, antara lain G. W. Allport mengemukakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamik system psiko – fisik yang ada pada suatu
inividu, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berfikirnya.
Sedangkan
Hornell Hart mengemukakan batasan kepribadian adalah organisasi dinamik, ide,
sikap dan kebiasaaan yang dibina dari dasar mekanisme psiko-fisik yang
diwariskan secara biologic dari organism tunggal dan dari transmisi pola budaya
secara social, dan yang menjelmakan semua pengaturan motif, keinginatahuan dan
tujuan individu terhadap kebutuhan dan kemungkinan lingkungan social dan
subsosialnya.
Dari
kedua batasan diatas dapat kita ungkapan, bahwa kepribadian merupakan organism
dinamik dari proses – proses kejiwaan yag diwariskan sacara biologic berkenaan
dengan sikap, keinginan, pikiran, dan tingkah laku sesuai dengan kondisi dan
situasi lingkungannya. Dari ungkapan dinamikanya ternyata kepribadian seseorang
itu luwes dan cenderung mengalami perubahan. Tetapi meskipun demikian,
kepribadian itu memiliki sifat dasar yang stabil yang mencirikan kepribadian
itu secara normal. Karakteristik sebagai cirri dari kepribdian merupakan
perpaduan factor individu sebagai hasil satu kesatuan psiko-fisik warisan
biologic dengan factor lingkungan, yang diterima individu dalam prtumbuhan dan
perkembangannya.
3.
Keterampilan Sosial
Masyarakat
yang merupakn kelompok manusia yang tinggal pad wilayah tertentu yang ikat oleh
norma / system yang dimiliknya selalu mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarkat yang berubah sangat
lambat, tetapi ada masyarakat yang berubah dengan cepat. Perubahan social
dipengaruhi oleh berbagai factor. Pertumbuhan demografi, akan mendorong
pertumbuhan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya. Pertumbuhan dan
pertambhan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya. Cara manusia
memenuhi kebutuhan ini dari waktu – ke waktu
telah mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber
daya atau lingkungan, manusia telah melakukan perubahan cara mulai ari cara
meramu kepada bercocok tanam sampai cara bertani modern, peternakan, dan sampai
pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit
lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan – perubahan
lainnya, seperti perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai, dan
norma, dan sebagainya.
Kalau
perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai aspek (organisasi, struktur,
nilai dan norma, kelembagaan), dan telah didukung dan diakui oelh sebagian
besar anggota kelompok, maka pada kelompok itu sudah terjadi perubahan social.
Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat,
yang meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akbita adanya dinamika anggota
masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan
tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980 : 88).
Interelasi dan interaksi social manusia di masyarakat, mendorong perkembangan
berfikir dan reaksi emsional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat
untuk mengadakan berbagai perubahan sesuai dengan suasana tadi. perkembangan
kualitas anggota masyarakat, juga menjadi pendorong terjadinya perubahan social.
LATIHAN
Tulislah jawaban di lembar kertas folio dan dikumpulkan pada waktu perkuliahan di kampus
Tulis Nama, NIM, No Absen, Kelas, dan Tanggal pengerjaan soal
Tulislah jawaban di lembar kertas folio dan dikumpulkan pada waktu perkuliahan di kampus
Tulis Nama, NIM, No Absen, Kelas, dan Tanggal pengerjaan soal
1.
Jelaskan keterampilan dasar Ilmu Geografi!
2.
Jelaskan keterampilan dasar Ilmu Sejarah!
3.
Jelaskan keterampilan Mental!
4.
Jelaskan keterampilan Personal!
5.
Jelaskan keterampilan Sosial!
6. Buka web berikut JOURNAL CENDEKIAWAN
dan
unduh salah satu artikelnya setiap mahasiswa 2 unduhan, kemudian
tuliskan nama penulis/author dan judul artikel yang diunduh di bawah jawaban.
7. Untuk presensi silahkan beri komentar dibawah postingan ini dengan ketik sesuai data diri sebagai berikut: "Hadir, Nama, Kelas, dan Nomor absen".
7. Untuk presensi silahkan beri komentar dibawah postingan ini dengan ketik sesuai data diri sebagai berikut: "Hadir, Nama, Kelas, dan Nomor absen".
Selamat mengerjakan dan semoga kita semua selalu diberi kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan, aamiin.