Rabu, 23 Oktober 2019

Materi LP 4: Perkiraan dan Antisipasi terhadap Masyarakat Masa Depan

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN



            Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur social kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan melalui pendidikan pula akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.
            Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.” Setelah mempelajari bab ini diharapkan dapat:
1.      Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta peranan factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut.
2.      Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang berkenaan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenaan dengan perubahan sosiokultural, serta pembangunan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
                Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.

A.     Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Di dalam penjelasan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Demi pemahaman dank arena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan latar sosiokultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian kebudayaan. Kebudayaan itu dapat:
1)     Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2)     Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3)     Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.
Pengertian kebudayaan yang begitu luas tersebut seringkali dipecah lagi dalam unsur-unsurnya, dan sering dipandang sebagai unsur-unsur universal dari kebudayaan, yakni: 
  Ø  Sistem religi dan upacara keagamaan
  Ø  Sistem dan organisasi kemasyarakatan
  Ø  Sistem pengetahuan
  Ø  Bahasa
  Ø  Kesenian
  Ø  Sistem mata pencarian
  Ø  Sistem teknologi dan peralatan.
Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan.
1.      Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti sevara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar, dengan kata lain menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan. Empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang-bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
Disamping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisasi juga tampak dalam bidang politik, hokum dan hak-hak asasi manusia, paham demokrasi, dan sebagainya.Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari.Oleh karena itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi itu yang perlu menekankan berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.

2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:
§   Penelitian dasar (basic research)
§   Penelitian terapan (applied research)
§   Pengembangan teknologi (technological development)
§   Penerapan teknologi.
Biasanya langkah-langkah tersebut diikuti oleh langkah evaluasi, apakah hasil iptek tersebut diterima oleh masyarakat, seumpama dari segi etis, politis, religius, dan sebagainya.
            Ada dua pola kebudayaan dalam masyarakat, yakni masyarakat ilmuwan dan masyarakat terdidik/nonilmuwan (scientific and literary communities), yang akan menghambat kemajuan baik iptek maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, dalam masyarakat masa depan maka perlu diupayakan agar setiap anggota masyarakat memiliki wawasan yang tepat serta mengetahui terminologi beserta maksudnya yang lazim digunakan tanpa harus menjadi pakar iptek tersebut.
3.      Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan sebagainya.Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun nonverbal) dikenal sebagai komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar dua orang maupun komunikasi kelompok kecil dengan ciri pokok adanya dialog di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar dan komunikasi massa. Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
·        Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
·        Penyandian (encoding), yakni pengubahan/penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
·         Transmisi (pengiriman) pesan.
·         Saluran.
·   Pembukasandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang diterima kedalam isi pesan oleh penerima.
·            Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
·            Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
   Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam upaya-upaya untuk merebut teknologi, seperti:
·     Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
·   Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan sinyal beragam menuju bentuk ISDN (integrated service digital network).
·       Dibidang media cetak.
·       Dibidang media elektronik.

4.         Peningkatan Layanan Profesional
            Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri: Expertise (keahlian), responbility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan).” Profesionalisasi merupakan proses  pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai professional. Didalamnya akan terkait dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi, dan izin praktek. Mc Cully (1969, dari T. Raka Joni, 1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesionalisasi yakni:

a) Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
b)  Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c)     Akreditas
d)   Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.
e)  Secara perseorangan maupun secara berkelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya.
f)    Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda, yakni:
v  Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
v  Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
   
         B.  Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

Edgar Faure dalam surat (18 Mei 1972) yang mengantar laporan komisi Internasional Pengembangan Pendidikan yang diketuainya, yang dikirim kepada Direktur Jendral UNESCO, mengemukakan bahwa “rumusan-rumusan tradisional dan perbaikan-perbaikan sebagian, tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang belum pernah ada, yang timbul dari tugas dan fungsi baru yang harus dipenuhi.” Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara keseluruhan dengan pendekatan sistematis-sistematik.Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap. Sedang sistematik menunjuk pada pendekatan sistem dalam proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan pendidikan tersebut.


1.   Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
               Secara tersirat telah pula dibicarakan tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti: kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang iptek, paling tidak bisa menggunakan teknologi yang ada tanpa harus menjadi pakar iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan profesional.
Tujuan-tujuan pendidikan dasar:
    a.) Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
Ø  Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan,
Ø  Membiasakan untuk berperilaku yang baik,
Ø  Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,
Ø  Memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
Ø  Memberikan kemampuan untuk belajar, dan
Ø  Membentuk kemampuan untuk belajar.
  b.) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
Ø  Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat,
Ø  Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat, dan
Ø  Memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar yang diperlukan.
  c.) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga Negara sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
Ø  Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia,
Ø  Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara, dan
Ø  Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  d.) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup upaya untuk:
Ø  Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
Ø  Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia,
Ø  Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,
Ø  Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antarbangsa.
  e.) Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum yang disyaratkan.
            Tuntutan manusia Indonesia di masa depan, setelah memiliki kemampuan dasar terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa diantaranya:
(1)  Ketanggapan terhadap berbagai masalah social, politik, budaya (kultural), dan lingkungan.
(2)  Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
(3)  Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
            Pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yaitu:
(1)  Kemampuan mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
(2)  Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi.
(3)  Kemampuan mengakomodasi.
(4)  Kemampuan mereorientasi.
            Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman pada 10 November 1972 yang menekankan kemampuan yang diperlukan manusia Indonesia berdasarkan fungsinya adalah:
(1)  Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi (dalam arti luas) yang harus lebih efektif dan efisien.
(2)  Pemimpin dan manajer yang efektif, memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan, mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
(3)  Pemikir yang mampu menentukan/memelihara arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.


2.      Upaya Mengantisipasi Masa Depan
            Kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada:
·         Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap.
·         Pengembangan budaya dan sarana kehidupan
·         Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan. Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan.

              a.)   Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adat istiadat, dan moral, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang.Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut (positif atau negatif). Sebagai kemampuan internal, sikap akan sangat berperan menentukan apabila terbuka, kemungkinan berbagai alternatif untuk bertindak. Ada tiga aspek, yaitu;
1.      Aspek kognitif
2.      Aspek afektif
3.      Aspek konatif
Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman, keteladanan (modeling), teknik klarifikasi nilai, dan sebagainya.
b.)   Pengembangan Kebudayaan
      Kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencarian, sampai dengan sistem teknologi dan peralatan.Pelestarian nilai-nilai luhur Pancasila sebagai inti ketahanan budaya tersebut menjadi acuan pokok dalam memilih dan memilah segala pengaruh yang datang agar tidak terjadi krisis identitas bangsa Indonesia.Peranan pendidikan merupakan factor menentukan dalam membangun dan memperkuat ketahanan budaya tersebut.

c.)    Pengembangan Sarana Pendidikan
      Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya. Peningkatan mutu pendidikan dasar itu yang wajib diikuti oleh semua warga Negara akan menjadi cikal bakal ke arah:

·         Peningkatan mutu pendidikan menengah dan tinggi
·         Terbentuknya masyarakat terdidik yang mampu terus belajar mandiri
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni:
      1.      Pendidikan untuk pengembangan iptek,
      2.      Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen,
    3.  Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan,
     4.      Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai,
     5.      Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan.
            Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang kerja sama dengan bidang keahlian lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar